Menilik Pembatasan BBM Untuk Sepeda Motor dan Mobil, Tak Semua Bisa Beli Pertalite

 


Motomaxone.com – Assalaamu’alaikum wr rb pembaca sobat biker sekalian. Pagi yang cerah ini menjadi tak seindah yang terlihat. Berkaitan dengan pembatasan BBM jenis Pertalite yang akan diberlakukan untuk kendaraan jenis sepeda motor.

Sebelumnya, wacana pembatasan BBM jenis pertalite ini sudah dihembuskan untuk mobil dengan spesifikasi yang memiliki mesin 1.400 cc keatas. Namun sepeda motor pun juga akan mendapatkan pembatasan. Sepeda motor yang seperti apakah itu ?

Kebijakan itu akan membidik sepeda motor dengan kapasitas mesin 250 cc keatas akan mendapatkan dampak pembatasan BBM jenis Pertalite. Hal ini tertuang pada revisi Perpres No. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sepeda motor dengan mesin 250 cc keatas dianggap bukan kendaraan biasa. Yang memilikinya dianggap sebagai orang yang memiliki kemampuan finansial lebih. Sepeda motor berkapasitas mesin 250 cc keatas masuk dalam kategori kendaraan yang lebih mementingkan kesenangan berkendara ketimbang efisiensi BBM.

Apakah itu benar ? Bisa jadi benar juga bisa jadi salah, tergantung perspektif masyarakat yang menilainya. Pemerintah mengklaim 70% BBM bersubsidi macam pertalite justru dinikmati oleh golongan masyarakat ‘Mampu’.

Sepertinya pemerintah terlalu menilai sederhana terkait peruntukan BBM bersubsidi tersebut. Misalnya, Innova itu tidak pantas membeli BBM bersubsidi macam pertalite. Pemilik Innova dianggap memiliki orientasi kenyamanan berkendara meskipun kendaraan tersebut boros BBM. Alasan itu memang tidak salah namun kurang tepat pada sasaran. Pemerintah seolah tidak ingin ribet sehingga memukul rata kebijakan itu pada semua golongan masyarakat.

Nah studi kasus semacam kendaraan mobil diatas, berbeda dengan kasus sepeda motor. Pembatasan BBM untuk motor lebih jelas targetnya. Pemilik motor dengan kapasitas mesin 250 cc memang memiliki kemampuan finansial yang lebih. Sebut saja Forza 250 seharga 70 jutaan, X-MAX 250, CBR 250RR, Kawasaki ZX-25R, YZF-R25 dan semacamnya.

Namun lagi-lagi kebijakan tersebut sedikit miss-com, pasalnya dari sepengetahuan penulis.. pengguna motor 250 cc keatas mahal lebih peduli merawat kendaraan mereka dan juga menjaga gengsi semisal mengisi bahan bakar dengan RON tinggi sesuai spesifikasi motor mereka. Mereka pemilik motor 250cc lebih bangga mengisi Pertamax 92 atau bahkan Pertamax Turbo ketimbang harus antri membeli Pertalite barengan BeAT dan Mio misalnya.

Yuk kita intip daftar sepeda motor yang diperbolehkan menggunakan bahan bakar Pertalite seperti tertuang pada kebijakan diatas,

Honda :

  1. PCX 150 = meski dibawah 250cc tapi motor ini sejatinya tidak layak mendapatkan BBM jenis Pertalite. Kompresi mesinnya 10,6:1 dimana spesifikasi mesin seperti ini minimal diperbolehkan menggunakan BBM Ron 92 setara Pertamax 92
  2. PCX 160 = bila PCX 150 saja tidak pantas, maka PCX 160 ini lebih tidak pantas lagi minum Pertalite (Ron 90), kompresi mesinnya cukup tinggi 12:1 sehingga kurang cocok dengan bahan bakar dengan Ron 90. Faktanya pemilik PCX 150 atau PCX 160 termasuk golongan masyarakat yang mampu secara finansial. Meskipun klaim pabrikan menyebutkan motor jenis ini masih aman minum Pertalite.
  3. BeAT
  4. Vario
  5. Vario 160
  6. Scoopy
  7. Supra X
  8. Revo X
  9. Supra Cub = mungkin yang dimaksudkan adalah Super Cub. Motor berkonsep klasik dengan spesifikasi mesin yang memang cocok minum Pertalite. Namun harga baru dari motor ini sekarang mencapai 76 jutaan dan pemiliknya pastilah golongan masyarakat yang mampu secara finansial. Lagi-lagi tidak tepat sasaran kan.
  10. CBR150R
  11. ADV 160 = idem dengan PCX 160

Yamaha

  1. Mio
  2. Fino
  3. Soul
  4. Lexi
  5. Nmax
  6. R15

Suzuki

  1. Address
  2. Nex II
  3. GSX-R150

Kawasaki

  1. W175

Dari dari penjelasan diatas penulis tergelitik dengan sebuah pertanyaan dari seorang teman. Kenapa pengguna motor mampu untuk membeli Pertamax (92, 95, 98) sedangkan pengguna mobil malah kebanyakan menggunakan Pertalite ?

Tentunya banyak hal dari berbagai perspektif untuk menjawab pertanyaan diatas. Semisal, penulis memilik motor matic Spacy Injeksi. Mesinnya 110cc juga berkompresi rendah. Kapasitas penuh tangkinya 5,5 liter. Setiap diisi hampir penuh, bisa untuk seminggu lebih wira-wiri untuk berbagai macam keperluan harian dengan total sekitar 150-200 km sebelum kemudian diisi kembali.

Tentu berbeda dengan saat menggunakan kendaraan mobil.Jarak tempuhnya sekitar 11-12 km saja per liter. Sekali pengisian bila digunakan untuk kebutuhan dalam kota sekitar 100-150 ribu. Sedangkan untuk luar kota 250-300 ribu.

So… akankah kebijakan baru ini tepat sasaran ?

About MOTOMAXONE.COM 4629 Articles
*Seorang Muslim *Seorang Suami *Seorang Ayah *Seorang Publisher (Blogger) *Seorang penyuka otomotif dan teknologi informasi

1 Comment

  1. ujare simbah pancen terbukti, isih kepenak jamane simbah.. tumbas lengo tanpo batasan2 & restriksi, sing korupsi mung simbah sak keluargane thok, liyane ora wani melu2.. saiki korupsi malah dari pekoro lumrah & jamak, sing ora korupsi malah dianggep musuh & membahayakan..

Leave a Reply to klikenter27Cancel reply