Yamaha GT80, Eksistensi Si Mungil

filano
Yamaha GT80

Selepas pulang kerja, saya berniat ke bengkel yang jaraknya kurang lebih 5 km dari tempat tinggal. Maklum mzbro, setelah memodif MX kesayangan dengan ban gambot dan velg belakang tapak lebar kurang pas rasanya bila tak meninggikan shock belakangnya.

Pun tak masalah bila tak meninggikan shock belakang, namun pengaplikasian ban ukuran 120 di MX kesayangan membuat ban menggilas plastik spakbor belakang hingga menjadi tipis. Nah, berhubung tak terlalu parah akhirnya saya pun meninggikan shock MX. Masalah baru pun akhirnya muncul, standar tengah dan samping kurang panjang sehingga menyulitkan saya saat parkir.

Hmmm, saya pun memutuskan pergi ke bengkel tersebut. Tujuan utama untuk nge-Las standar tengah dan samping motor. Sesampai dibengkel saya pun menyampaikan keinginan saya itu ke Pemilik bengkel, “Oh bisa-bisa” begitu jawab pemilik bengkel. Mekanik pun langsung mengerjakan orderan tersebut.

Sesaat saya menunggu selesainya pengerjaan Las, pandangan saya langsung tertuju ke motor imut dan mungil. Saat melihat merk produknya disamping, tertera tulisan jelas Yamaha GT80. Saya kira motor ini hanya pajangan modifikasi, karena bengkel tersebut memang sering kali menerima order modifikasi motor dari para penggemar modifikasi. Namun, saya sedikit kaget saat Pemilik bengkel hendak pergi keluar, beliau memakai motor mungil ini mzbro….

Dengan badan besar dari pemilik bengkel tersebut, ternyata tak membuat Yamaha GT80 terlihat kekecilan lho. Hmm pantes juga, pikir saya. Sekembalinya pemilik bengkel saya pun bertanya hanya sekedar ingin tahu tentang motor tersebut. Yamaha GT80 memakai basic mesin 2-tak dengan kapasitas silinder 80 cc. Tangki bensin pun juga terbilang mungil, seukuran lah dengan moped2 masa kini.

Beliau menjelaskan motor tersebut didapatnya dari temannya seharga 6jeti, pun begitu motor ini sudah tidak standart lagi. “Sektor Velg sudah saya rubah total mas, soalnya saya sendiri kesulitan mencari ukuran ban originalnya”, begitu penjelasan si Empunya. Velg juga memakai ring 14 dan 15.

Masih saja ada pemilik motor unik seperti ini. Inilah bukti eksistensi si mungil Yamaha GT80 ditengah-tengah gempuran produk2 anyar yang ditawarkan ATPM. Bila difikir lagi, juga tak ada untungnya bila mengganti motor lama dengan yang baru. Yang lebih penting, bagaimana cara kita selalu merawat motor kesayangan agar selalu baru sehingga kita sendiri nggak bosen melihatnya. Betul nggak bro….  (fnc)