Review Honda CRF150L Untuk Aktifitas Harian di Jalanan Aspal, Gimana Rasanya ??

filano

Motomaxone.com – Penulis masih ingat, sekitar 13 bulan yang lalu MPM Honda jawa timur meluncurkan resmi Honda CRF150L. Tempat peluncurannya pun disesuaikan dengan tema motor yang dirilis yaitu di lautan pasir bromo. Namun penulis belum sempat test ride ini motor..

Bukan karena apa, penulis memang kurang interest saat bertemu dengan motor dengan basic dual sport atau biasa dikenal dengan sebutan motor trail atau juga dual purpose. Tidak ada alasan khusus, hanya mungkin dikarenakan ketidaktertarikan penulis pada medan off road sehingga pada motornya juga menjadi kurang interest.

Melakukan review sih sudah, tawaran test ride CRF150L juga datang ke newsroom motomaxone blog, tapi memang belum sempat saja saat itu.

Giliran tiba saatnya penulis pun mengajukan diri untuk menguji coba motor yang diproyeksikan AHM untuk bisa berbuat banyak memberikan kontribusi penjualan disegmen motor OFF Road yang baru dirintis Honda dengan kemampuannya memproduksi secara lokal. Namun tawaran test ride inipun terpaksa tidak bisa penulis penuhi saat itu dikarenakan banyaknya urusan.

Berawal dari kesibukan penulis yang harus bolak balik dari malang – sidoarjo begitu juga sebaliknya. Kondisi jalan raya yang banyak didominasi dengan kondisi yang kurang terawat alias keritinng seperti berlubang-lubang hingga aspal bergelombang (intinya kondisi jalan menjadikan berkendara tidak nyaman), membuat terlintas difikiran penulis bagaimana jika menggunakan motor dual sport, apakah nyaman atau malah tidak lebih nyaman..

Pernah test ride “OFF ROAD”

Apakah penulis pernah mereview motor ini sebelumnya ? jawabannya adalah pernah. Launching resminya yang diselenggarakan oleh MPM Honda Jawa Timur di lautan pasir gunung Bromo bahkan penulis hadiri dengan riding bersama dengan si cyubi CB150R Stallion Black. Disana penulis beserta para blogger lain dan media otomotif diberikan kesempatan ‘sejenak’ meng-eksplore Honda CRF150L ini.

Sensasinya memang berbeda. Di lautan pasir bromo saat itu tentu sangat pas karena sesuai dengan habitat asli motor ini yaitu Off Road. Tentu sangat berbeda juga saat digunakan untuk keseharian aktifitas penulis yang lebih banyak menemui jalanan aspal. Bahkan performanya pun mampu tersalurkan dengan baik ke sepasang rodanya hingga bisa melaju tanpa kendala.

Review CRF150L di Jalanan Aspal..

Aktifitas harian penulis yang ditemani oleh All New CB150R Streetfire bisa dibilang begitu memanjakan saat berkendara, terutama pada sektor performanya. Bisa diajak sesuai kehendak hati.. mau pelan OK, kenceng pun tidak ada masalah hingga top speed 120 s/d 130 km/jam sudah menjadi hal biasa. Namun kebiasaan itu pulalah yang membedakan karakter antara CB150R dengan CRF150L.

Hal yang paling mencolok kelebihannya adalah dari aspek ergonomi berkendara. Kebiasaan setengah membungkuk bersama si cyubi berubah total saat penulis menunggangi Honda CRF150L ini. Posisi punggung membungkuk berubah tegak. Jangkauan tangan yang membuat lengan cenderung lurus dan tegang menjadi lebih santai dan rileks sehingga pegal-pegal tidak mudah hinggap saat penulis melakukan perjalanan yang sedikit jauh ± 100km (PP).

Pegal saat jalan cukup jauh dengan cyubi di bagian tangan, pundak dan punggung tidak penulis rasaakan saat menggunakan CRF150L. Namun pegal itupun berpindah ke bagian pantat dikarenakan penampang jok CRF150L tidak selebar All New CB150R.

Dari sisi Handling, CRF150L lebih ringan alias enteng ketimbang si cyubi. Untuk kebutuhan bermanuver juga cukup lincah menggunakan motor ini terutama untuk selap-selip di kemacetan jalan karena menggunakan CRF150L ini, penulis jadi merasakan seperti naik sepeda gunung.

Namun memang untuk yang memiliki tinggi badan kurang tinggi, pastinya satu masalah pada motor ini yang cukup merepotkan yaitu menyangga motor ini dikala macet-macetan atau dilampu merah atau menunggu kereta api lewat. Penulis yang memiliki tinggi badan 171cm juga tidak bisa menapak sempurna alias masih saja jinjit saat mengendarai CRF150L ini.

Performance, setelah sehari-hari merasakan mesin DOHC tentu saat menggunakan mesin SOHC CRF150L ini tentu tidak bisa dibilang wah. Untuk power dan torsinya bagi penulis cukup dinilai standar, sama seperti trail 150cc lainnya seperti KLX 150. Apalagi saat dibutuhkan speeding, tidak perlu terlalu berharap, namun motor ini tetap bisa melakukannya meskipun ‘dipaksa’. Yang menjadi nilai plus dari sisi performanya adalah torsinya yang membuat motor ini serasa ngisi terus saat digeber terus-terusan.

Meskipun demikian, sektor performa baik itu power maupun torsi bagi penulis masih menjadi catatan sebagai bentuk weakness alias kelemahan dari CRF150L saat digunakan beraktifitas dijalanan aspal. Lalu kelebihannya apa ?

Spesifikasi suspensi depan Upside down dan suspensi belakang Pro-link sudah terlihat mencolok bahwa sektor ini yang menjadi keunggulan Honda CRF150L. Kualitas piranti peredam kejut ini yang memanjakan penulis melibas beragam karakter jalanan karena karakter suspensinya lumayan empuk meskipun tak lebih empuk ketimbang kakaknya CRF250 Rally yang pastinya harus merogoh kocek lebih dalam untuk meminang kakaknya tersebut.

Rasanya melibas bahu jalan…

Bagi pemilik CRF150L, hal yang dinanti-nantikan saat melakukan perjalanan diatas aspal adalah ketika terjadi kemacetan yang mengharuskan memanfaatkan bahu jalan yang berpasir, berbatu hingga ‘bertanah’… hmm bahasanya yang tepat gimananya hehe… maksudnya berkarakter OFF road.

Saat itu penulis melakukan perjalanan dari Malang ke Sidoarjo. Kondisi jalan saat memasuki area Japanan lumayan padat saat itu sehingga terjadi antrian panjang yang luar biasa, ditambah lagi dengan jalanan keriting sejak dari pandaan hingga sidoarjo. Yang biasanya tidak penulis suka saat berkendara dengan cyubi, namun hal itu yang penulis nantikan saat menggeber CRF150L.

Alhasil dengan kelebihan suspensi yang mantab menghajar jalanan keriting dengan performa yang lumayanlah menjadikan penulis bisa lebih hemat waktu dalam perjalanan ketimbang harus ikut bermacet-macetan.

Dari kondisi ribetnya jalanan Japanan-Sidoarjo itulah, penulis memanfaatkan bahu jalan yang tidak banyak dipilih pemotor yang menggunakan motor on road saat itu. Buka tutup gas secara agresif mampu menggeber motor dari bahu jalan tersebut mencapai 60 kpj, lumayan kenceng juga. Kenyamanan suspensinya pun menjadikan kita manja. Jika pakai kendaraan motor tipe lainnya harus pilah-pilih jalan, maka saat menggunakan CRF150L ini semua karakter jalan dilibas saja asal tidak ada bongkahan batu yang terlalu besar saja hehe…

Melibas bahu jalan hingga jalanan aspal yang keriting sekali menjadi tak berasa dengan suspensi andalan CRF150L yang disupport pula dengan keberadaan Ban Tahu. Begitu juga dengan performanya, meskipun secara keseluruhan penulis sebut motor ini masih belum memuaskan dalam sisi performa, namun saat penulis geber di jalanan aspal (sepanjang jalanan aspal siring, lapindo, sidoarjo), cukup kaget juga saat CRF150L ini masih sanggup mencapai 110 km/jam.

Kesimpulan…

Light off road mungkin menjadi label yang tepat untuk CRF150L standar pabrikan ini. Kehadiran CRF150L akan mampu mengakomodir kebutuhan konsumen honda yang ingin sensasi lain berkendara dari jajaran motor sport honda dan mampu beradaptasi dengan beraneka ragam karakter jalanan. Namun yang menjadi catatan penulis, Ban Tahu standar pabrikan ini masih kurang cocok untuk anda yang ingin membeli CRF150L untuk keseharian dijalan raya karena lebih mengakomodir track off road ketimbang on road, sehingga anda pun perlu menggantinya dengan ban dual purpose agar lebih nyaman digunakan di jalanan aspal. So, tak takut ON road ataupun Off Road yang pasti geber terus sampai tujuan. (red)