Panic Buying, Dampak Isu Kenaikan BBM Subsidi di Malang Raya

filano

Motomaxone.com – Malang raya digoyang isu kenaikan BBM bersubsidi. Beberapa hari ini disetiap SPBU terlihat sangat ramai. Terutama di malam ini, maksud saya dimalam tanggal 31 agustus 2022. Disetiap stasiun pengisian bahan nampak terlihat penuh. Antrinya luar biasa.

Sepertinya semua orang mulai malas mengikuti berita Sambo dan isu konsorsium 303 nya. Fokusnya mungkin beralih ke isu kenaikan BBM bersubsidi, Pertalite, Pertamax dan Solar.

Pantauan sejak sore tadi, antrian di SPBU penuh sesak. Semua ingin  setidaknya menikmati membeli Pertalite (Ron 90) harga lama. Antrian itu pun sangat panjang dan meluber hingga ke jalan raya dibeberapa titik akses SPBU.

Sebagian besar masyarakat panic buying. Full tank masing-masing kendaraannya. Setikdanya berharap keuntungan. Dengan harga lama pertalite 7.650 rupiah.

Memang, Pertalite dan Solar lah yang paling diburu. Dua jenis bahan bakar itu adalah yang termurah dari varian bahan bakar minyak yang dijual Pertamina. Terpantau, SPBU kampus universitas muhammadiyah malang juga sangat ramai serbuan masyarakat, begitu juga SPBU Tlogomas,  SPBU Singosari, SPBU Lawang, SPBU Soekarno Hatta, SPBU perempatan sigura-gura, SPBU Plaosan dan masih banyak lagi lainnya.

Susah payah masyarakat disibukkan dengan antrian panjang itu. Namun pantauan harga bahan bakar minyak dari pertamina per 1 september pada pukul 00.02 WIB lalu ternyata tidak terlihat adanya perubahan harga BBM bersubsidi ‘Pertalite’. Pertalite masih dengan harga lamanya, begitu juga Pertamax masih dengan harga 12.500 rupiah.

Tidak ada kenaikan harga, alias sama dengan harga lamanya. Bila tak percaya silahkan cek disini mypertamina.id/fuels-harga

Yang pasti saya tidak turut menikmati antrian yang mengular itu. Naik harga ataupun tidak, saya lebih memilih mengisi bahan bakar esok hari saja. Lebih sehat untuk psikis ketimbang antri sedemikian lamanya.

Mungkin kenaikan BBM itu sedang ditunda. Mengingat dampaknya akan sangat luar biasa. Tak hanya BBM yang naik. Semua barang akan turut naik harga, yang berhubungan dengan pendistribusiannya via kendaraan bermotor. Trennya, kenaikan BBM biasanya juga akan diikuti dengan persentase kenaikan angka kemiskinan. Mungkin dampak kemiskinan itu yang sedang dikaji ulang. Bila saja rerata penghasilan masyarakat juga turut mengalami kenaikan, maka kenaikan BBM itu pun tak seberapa menjadi masalah. (~FN)