MotoGP : Honda Tertekan, Dituntut Menutup Ketertinggalan dari Ducati

filano

Motomaxone.com – MotoGP 2023 menjadi kompetisi yang aneh untuk Honda ‘Repsol’. Baru kali ini mereka tidak masuk tim unggulan juara. Bagi pabrikan tim besar jepang, hal itu menjadi cukup menampar tradisi.

Karena kemenangan itu, Ducati Desmosedici GP menjadi referensi tim lain dalam hal pengembangan teknologi.

Juara Dunia MotoGP 2022 sudah dimenangkan oleh Pecco Bagnaia, pembalap didikan Valentino Rossi Academy. Yang terpenting, Pecco tidak menggunakan motor jepang untuk Juara. Tapi menggunakan motor produk Eropa, berbasis di Italia, DUCATI.

Ducati sudah memecahkan masalah motornya yang jauh hari dulu itu. Mereka mampu menyatukan kombinasi mesin yang sangat bertenaga dan berakselerasi, didukung dengan sasis yang semakin sempurna setiap saat juga pengembangan perangkat elektronik yang juga semakin klop untuk menunjang performa. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah pengembangan piranti aerodinamika yang berkembang pesat.. jauh melampaui tim dengan motor jepang.

Winglet atau biasa disebut piranti sayap yang nampak disamping bodi fairing depan dan juga bagian ekor motor memang secara visual terlihat paling nampak. Ducati sukses menjadi pioner pada pengembangan sayap aerodinamika ini sehingga mampu menciptakan down-force pada motor saat melaju. Mereka juga kembali menjadi pioner untuk piranti Holeshot-device yang membuat motor mampu berakselerasi lebih cepat karena mudah mengatur ketinggian motor secara permanen untuk beberapa saat dibeberapa waktu dalam kondisi balapan.

Kedepan semua tim sedang menanti tes pramusim sepang. Setelah kekecewaan tes jerez akibat cuaca yang kurang baik untuk kinerja maksimal motor. Terkhusus Honda akan mengevaluasi kemampuan RC213V nya yang akan dites langsung oleh pembalap barunya Joan Mir dan mantan juara dunia 6x Marc Marquez.

Hasil musim lalu tentu menjadi tamparan untuk pabrikan jepang, tak terkecuali Honda. Yang tak meraih hasil memuaskan sedikitpun. Kesombongan konstruktor jepang yang terjawab lunas musim 2022 lalu, dimana Ducati menyapu indah kemenangan dalam turnamen. Juara Dunia MotoGP dan juga konstruktor terbaik sepanjang musim.

Hal menarik, adalah pernyataan Tetsuhiro Kuwata dalam sebuah pertemuan dengan berbagai media. Dalam pertemuan itu Direktur HRC ini tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Kuwata menjelaskan bahwa situasi saat ini memaksa teknisi Honda harus fokus untuk mengurangi perbedaan yang saat ini memisahkan RC213V dari Desmosedici GP.

Pada titik ini, perlu dicatat bahwa kontribusi terbaru dari Honda yang dapat dianggap sebagai hal baru di MotoGP adalah ‘seamless gearbox’ yang sudah ada sejak tahun 2011. Dan belum ada lagi inovasi baru lainnya hingga sekarang.

“Sayangnya, Ducati berada di depan kami. Sangat mengecewakan melihat kami tertinggal dalam aspek tersebut, yang kami kejar. Itu berarti kami tak bisa mencoba hal-hal baru saat ini,” Kuwata menutur.

“Itulah mengapa kami ingin mengubah tren tersebut secepat mungkin, itulah salah satu tujuan pertama kami.” Ia menegaskan bahwa Honda tidak akan berhenti sampai kapan pun. Mereka pun berinovasi di beberapa komponen.

“Fakta bahwa (suku cadang baru) tidak terlihat dari luar dapat membuat orang berpikir bahwa kami tidak melakukan apa-apa. Tapi, itu sama sekali tidak benar. Kami berkompetisi untuk mengembangkan teknologi dan ide baru. Ducati berada di depan di beberapa area yang memiliki dampak besar pada performa,” ujar pria Jepang itu.

Manajer teknik HRC baru, Ken Kawauchi, akan mendampingi tim. Mantan insinyur Suzuki jadi jembatan tim di Jepang dan paddock. Honda mulai memulihkan posisi mereka akan sangat bergantung pada rantai tersebut.

“Pertama, kami harus memastikan bahwa kami mencapai level yang memungkinkan kami untuk bersaing dan berjuang untuk menang lagi. Jika itu terjadi, maka para insinyur akan lebih tenang. Namun, dalam situasi saat ini, di mana kami adalah pengejar, prioritasnya adalah mengejar yang tercepat,” sebut Kuwata pada media. (~fn)