Detik Penentuan : Rossi dan Burgess ….!!

filano

Motomaxone.com – Layaknya air laut, sebuah pertemanan juga ada saja pasang surutnya. Dalam dunia balap MotoGP, pertemanan dapat disebut sebagai duet. Duet paling populer di arena MotoGP tidak lain adalah Duet Valentino Rossi dan sang mekaniknya Jeremy Burgess. Akan banyak yang beranggapan bahwa duet tersebut adalah yang paling serasi di MotoGP karena jauh dari masalah.

Tapi siapa yang menyangka bahwa duet Rossi-Burgess yang sampai di Ducati sekarangpun awet, dulunya pernah bersitegang. Hal ini dikarenakan keinginan Rossi untuk meninggalkan Honda ke Yamaha, berikut kutipannya

Seusai balapan, aku merasa harus harus menyelesaikan beberapa urusan lagi hari itu. Aku ingin menjelaskan kepada Jeremy. Kulihat dia, lalu kuajak dia ke sebelah.

“Aku ikut Yamaha,” ujarku. ”Aku tetap akan pindah kesana meski sendirian saja. Dan maafkan aku soal ini.”

Kupikir, apa yang kukatakantelah begitu jelas. Mungkin aku agak sedikit terburu-buru, namun aku tak bisa berbasa-basi lebih baik lagi. Aku mencurahkan apapu yang kurasakan: rasa kecewa, sakit hati dan marah. Hal itu membuat hubungan kami berubah menjadi canggung: ada rasa segan, kami tak bisa lagi bicara santai dan terbuka. Jeremy pasti jengkel karena dia pernah berusaha keras meyakinkanku namun gagal. Singkatnya, dia merasa kecewa karena dia mendapatiku menemukan keberanian meninggalkan Honda, satu hal yang tak sanggup dilakukannya.

Setidaknya aku telah menanamkan benih keraguan dalam pikirannya.

Dari jepang kami langsung terbang ke Malaysia. Kami memenangi balapan dan meraih gelar di Sepang. Itulah kemenanganku tiga kali berturut-turut bersama Honda: pertama di kelas 500cc, yang dua lainnya di event MotoGP. Dan itu adalah keberhasilanku meraih juara dunia untuk kali kelima sepanjang karierku.

Setelah balapan itu, Jeremy menarikku dan dengan tenangnya berkata kepadaku: “Aku ingin bicara dengan Yamaha.”

“Bagus sekali!” ujarku sambil tersenyum lega. “Akan kusiapkan waktu untuk bertemu mereka.”

Segera setelah balapan itu, Jeremy dan teman-temannya pergi ke Australia untuk berlibur selama beberapa hari sebelum balapan selanjutnya di Phillip Island berlangsung. Begitu aku mendengar apa yang dikatakan Jeremy, aku melihat ada sesuatu yang berubah pada dirinya. Ia benar-benar memanfaatkan masa liburan beberapa hari selang balapan di Jepang dan Malaysia untuk merenung dalam-dalam. Ia telah mantap dengan keputusannya sendiri: ia memutuskan ikut denganku.

Betul mzBro…. ketegangan antara Rossi dan Burgess akhirnya berakhir. Jeremy Burgess tetap setia mendamping Rossi.

Kepindahan Rossi ke Yamaha tidak lain karena sikap Honda yang sudah mulai berubah. Saat itu Honda lebih memaksakan kehendaknya daripada memberi Rossi kebebasan sebagai Pembalap. Saat dipersimpangan pilihannya pun, Rossi mendapat dilema karena tawaran yang diberikan Ducati. Tapi setelah merenung, Ducati bagi Rossi sama saja dengan Honda. Tipikal yang memaksakan kehendak dengan berfikir sistem mereka yang harus diutamakan. Hanya Yamaha yang memberikan angin segar karena suasana internal mereka membuat Rossi nyaman. Itulah sekelumit cerita perjuangan Rossi mendapatkan Yamaha yang notabenenya saat pertama kali bergabung, yamaha bukanlah Tim yang diperhitungkan dalam dunia balap MotoGP.

Seiring berjalannya waktu baik Rossi, Burgess dan semua tim berhasil “menyulup” M1 Yamaha menjadi motor yang disegani di gelaran olah raga balap bergengsi MotoGP dengan menjadikan Yamaha Juara di tahun pertama Rossi bersama pabrikan tersebut.

Bagi mzBro semua yang kebetulan belum memiliki Otobiografi Valentino Rossi silahkan download, disini.