Motomaxone.com – Penggemar MotoGP sekalian, Valentino Rossi memang dianggap legenda besar di ajang balap dunia tersebut. Namun seiring perjalanan karir, dia juga memiliki rivalitas terberatnya. Rival itu bernama Marc Marquez.
Sejatinya memang tak sebanding, Rossi kala itu memang sudah lepas dari masa emasnya. Sedangkan Marc Marquez sebaliknya. Masih dalam masa kejayaannya bersama Honda dan motor RC213V nya.
Marc Marquez kabarnya mulai merilis film seri dokumenter. Semacam film dokumenter Fastest yang menceritakan juara dunia motogp 9 kali, Valentino Rossi. Namun dibagi menjadi 5 serial episode yang saling bersambung.
Bagi penggemar Rossi, film dokumenter Marquez itu tak ada yang menarik. Namun fans Rossi pun perlu melihatnya. Karena ada hal menarik didalamnya. Yaitu memuat perseteruannya dengan pembalap tua berjuluk The Doctor itu. Rivalitas yang digadang-gadang sebagai salah satu yang terpanas.
Puncaknya terdapat pada MotoGP Sepang Malaysia tahun 2015 silam. The Doctor naik pitam. Emosinya memuncak kala racing linenya terganggu oleh Marc Marquez yang tidak memiliki prioritas mengejar gelar juara dunia. Gangguan Marquez kala itu dianggapnya memantu Jorge Lorenzo meraih gelar juara.
Pernyataan Rossi dalam sebuah konferensi pers yang cukup dramatis. Yang memastikan bahwa hal tersebut akan menjadi cerita abadi untuk penggemar MotoGP selamanya termasuk hingga saat ini.
Namun tentu dalam konferensi pers tersebut bernilai subyektif. Hanya dari sudut pandang Valentino Rossi. Harus juga mendengar penjelasan Marc Marquez untuk keseimbangan informasinya. Agar fans keduanya tidak terus menerus ‘tawuran’ 
.
Dalam film dokumenter serial 5 episode itu, ada ungkapan Marquez yang menarik. Pembalap yang dulu pas dijuluki the baby alien itu mengungkapkan pada La Gazetta dello Sport bahwa akar dari perseteruan dengan Rossi lahir pada tahun 2014, tepatnya di Ranch Tavullia, tempat latihan motor cross untuk mengasah penguasaan handling motor untuk para pembalap milik Valentino Rossi.
Setelah hari itu, menurut saya hubungan itu berbeda, tutur Marc Marquez.
Saat itu Marc berstatus juara dunia pertama di musim rookie nya di tahun 2013. Dan sedang dalam perjalanan untuk gelar beruntun keduanya saat dirinya menghabiskan waktu pada hari itu. Juga bersama pembalap muda lainnya di ranc Valentino Rossi di Tavullia tersebut.
Tentunya saat itu semua tahu, Rossi cukup kesal dengan Marquez. Bukan karena kedatangannya, tapi keputusan Marquez mengajak kru teknisi Repsol Honda hadir disana.
Setahun berselang, hubungan itu semakin beracun. Semakin memiliki GAP yang sangat jauh. Posisi Marquez sebagai juara dunia muda yang kudu berseteru dengan legenda MotoGP yang masih aktif dan ingin menambah gelar. Posisi Marquez itu ibarat posisi Rossi muda saat juara bersama Honda. Rivalitas dengan seniornya Max Biaggi yang tidak terlupakan hingga saat ini dibenak penggemar MotoGP meskipun Rossi dan Biaggi sendiri sudah mulai akur. Mungkin juga saling menyapa lagi. Dan minum kopi bareng lagi.
Marquez sendiri tidak suka berbicara tentang 2015. Namun untuk kebutuhan film dokumenter, itu harus diungkapkan. Begitu juga dengan bahasan Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa.
Rossi berumur 44 tahun dan Marquez 30 tahun saat ini. Namun kelahiran mereka sama-sama dibulan Februari. Hanya berselang beberapa hari saja. Keduanya memang sama-sama berwatak keras kepala, sesuai karakter seorang berzodiak Aquarius, meski penulis tak mempercayainya.
Bagi Marquez, tes pramusim sepang sudah cukup positif untuk nya. Meski tidak cukup memuaskan secara tim karena RC213V 2023 belum cukup kompetitif. Tentunya Marquez tak lagi prima seperti sebelum kecelakaan fatal kala itu. Yang membuatnya di operasi 4 kali. Operasi ke 3 sempat mempertimbangkan untuk pensiun dari balapan. Tapi dokter menegaskan punya solusi untuk itu sehingga Marc tetap keukeuh membalap. Keputusan ini pula yang membuat keputusan lain diambil, yaitu berpisah dengan manajer lama Emilio Alzamora. So, perlu ditonton nih. (fn)
Kolom Komentar