Selamat pagi brosis sekalian, jumat barokah ini menjadikan OB ingin membagi sekelumit kisah yang berkaitan erat dengan keamanan berkendara (safety riding). Sebuah kecelakaan di jalan Tanjung sari, Sido rukun, Dupak akhirnya merenggut nyawa seorang wanita baya bernama Sri Wahyuni. Bagaimana kronologi kejadiannya ??
Sri Wahyuni merupakan salah seorang karyawati sebuah toko swalayan di daerah Tanjung Sari tersebut. Kesehariannya dirinya biasa dijemput oleh sang suami bernama Nawardi. Malam itu pada pukul 20.30, Nawardi pun pergi menjemput istrinya yang pulang kerja dengan mengendarai motor.
Perjalanan pulang melewati jalan tanjung sari tersebut berakhir naas. Berjalan di belakang 3 mobil trailer membuat Nawardi terpaksa harus bersabar untuk mencari waktu pas untuk mendahului ketiga trailer yang tentu berjalan lebih lambat dari laju mobil pada umumnya, apalagi trailer paling belakang memuat 2 gerbong sebagai muatannya.
Jalanan malam itu yang cukup lengang membuat Nawardi berani untuk menyalip trailer terakhir. Kecepatan kendaraan saat itu tak cukup cepat, hanya berkisar di angka 40 kpj. Setelah sukses menyalip trailer ke 3, dirinya memutuskan untuk menyalip trailer kedua. Disinilah masalah terjadi…
Truk kedua yang hanya memuat 1 kontainer harusnya bisa disalip lebih mudah lagi. Namun saat menyalip truk kedua ini, Nawardi sontak kaget karena diarah berlawanan ternyata ada sepeda motor tanpa lampu utama yang diketahui adalah penjual sayur melaju dengan kencang.
Akibat kondisi inilah, beruntungnya kondisi 2 pengendara tersebut sama-sama berhasil menghindari adu banteng tersebut. Namun setelahnya, pemilik motor shogun ini merasa aneh dengan motornya yang dikatakan lebih ringan, padahal sedang membonceng istrinya. Saat menengok kaca spion, betapa kaget Nawardi bahwa Istrinya menghilang dari tempat duduk boncenger.
Sontak, seketika itu juga Nawardi kaget dan menghentikan motornya ditengah jalan untuk memastikan keberadaan istirnya. Si suami ini pun berlari menuju tubuh istrinya yang ternyata terjatuh, dimungkinkan saat menghindari motor penjual sayur tanpa lampu depan itu.
Nawardi pun semakin sedih yang mendalam saat dirinya mengetahui bahwa Sri Wahyuni sang istri sudah tak bernyawa karena ternyata saat terjatuh langsung terlindas truk yang tadi ingin di salip.
Tubuhya lemas… lututnya bak tanpa tulang bersimpuh menyentuh tanah. Tangan sang istri dipegangnya dan diciuminya seraya tak menyangka. Tangan istri yang baru saja melingkar di pinggang nawardi saat berboncengan tersebut masih dirasakan oleh sang suami.
Warga disekitar kejadian pun berkerumun memberikan pertolongan, namun nawardi tak bisa mengatakan apa-apa. Mulutnya terdiam…seraya dirinya menyebutkan masih sempat menghubungi kerabatnya untuk meminta bantuan. Genggaman tangan nawardi untuk sang istri tak mampu dilepaskannya.. sambil bergumam dalam hati bahwa dirinya berharap sebuah keajaiban untuk istrinya agak bisa hidup kembali…seolah dirinya tak percaya bahwa sang istri telah meninggal dunia.
Disini keselamatan berkendara berperan sangat penting untuk diri sendiri. Tak hanya itu saja, kecerobohan orang lain yang mengabaikan keselamatan berkendara, dalam keterangan kejadian ini seorang penjual sayur yang melaju kencang dari arah berlawanan tanpa menyalakan lampu depan bisa jadi menjadi faktor utama kecelakaan yang menimpa istri nawardi hingga akhirnya meninggal dunia. (Mr.OB)
gambar ilustrasi by jpnn
Leave a Reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.