Pembaca sekalian, tarik ulur sedang dilakukan PT. SIS selaku pemegang resmi merk dagang Suzuki di Indonesia. Hal ini terkait akan disiapkannya produk naked bike 150cc yang sempat di jagad blogsphere dengan sebutan Suzuki Gixxer 150.
Bergaya naked bike/street bike, desain Suzuki Gixxer dianggap mampu bersaing dengan produk sejenis dari kompetitor. Gixxer yang lebih dulu diperkenalkan di India ini mengusung rangka teralis dengan model body yang cukup modern dibandingkan model motor batangan suzuki di indonesia saat ini.
Desain tangki sporty, digital dashboard speedometer, desain knalpot moge look hampir mirip dengan model yang diusung Yamaha Byson dulu saat masuk ke indonesia. Jika benar akan dimasukkan ke indonesia, kemungkinan besar Gixxer diposisikan untuk melengserkan Suzuki Thunder 125 yang progressnya semakin menurun seiring kedatangan produk anyar kompetitor dengan spek dan harga yang lebih kompetitif.
Belum ada pernyataan resmi akankah versi Gixxer Indonesia akan menggunakan sistem injeksi. Yang jelas Gixxer tak diperuntukkan sebagai motor high-perform. Dibekali mesin 150cc, SOHC, Gixxer cukup mampu menghasilkan tenaga 13,9 PS. Tarik ulur akan produk yang satu ini berkenaan dengan persetujuan Suzuki Jepang. Suzuki Indonesia pun juga menyatakan ingin membuat Gixxer sebagai produk lokal indonesia, bukan impor dari india. (fnc)
_______________
Related Post :
[display-posts category=suzuki]
mmmm, sebenernya dengan rencana meluncurkan Gixxer ini, mungkin akan lebih baik jika Thunder 125 tetap dipertahankan agar konsumen memiliki lebih banyak pilihan jenis produk dari SUZUKI, mengingat genre antara Gixxer 150 dan Thunder 125 cukup berbeda (Naked Sport dengan Light Touring Sport/Sport Turing Kelas Ringan), begitu pula dengan spek mesin yang diusung keduanya, seperti contoh lainnya antara Vixion dengan Byson, pun CB150R dengan NMP dan Verza. Cukup dengan melakukan minor change (facelift) pada Thunder 125, dijamin tidak akan terjadi saling memakan kue pangsa pasar kok. 🙂
Suzi dah kadung kalah telak disemua sektor jadinya kurang PD untuk semakin menambah varian dengan mempertahankan varian yang sudah ada.
tebus
eman duite mbah #eh 😀
orang SIS
masih disetir jepang banget kayaknya
tetep dikendalikan karena kontribusinya untuk jepang sendiri ala kadarnya 😀
jelas kwalitas indihe kan aca aca
bukan dari kualitasnya.. SIS ingin lebih menekan cost nya. Mendatangkan dg cara CBU atau CKD kurang menguntungkan SIS sendiri
ah mosok? tuh R25 yang lokal hampir setara dengan CBU
R25 sih wajar buat saya… karena….. #sensor
wajib hukumnya…
http://macantua.com/2014/05/28/spionmu-bukan-pajangan/
harus 😀