Si Tukang Becak Penambal Jalan Berlubang di Surabaya [Kisah Inspiratif]

filano

image

Dalam cerut marut kehidupan yang semakin modern ini, semakin pula mengarahkan kita pada kehidupan yang lebih mementingkan diri sendiri. Terlebih lagi jika kita mengenal kehidupan di perkotaan, kepedulian antar sesama semakin menipis karena beban yang diusung masing-masing individupun dirasa sudah terlampau sulit. Ada kalanya hati tergerak untuk berbuat lebih meskipun hanya sebatas goresan tulisan.

Jadi teringat dengan sekelompok orang yang memiliki komitmen yang sama dalam kepedulian untuk memungut ranjau paku yang tersebar dijalanan jakarta. Setiap malamnya hingga beberapa puluh kilo ranjau paku yang berhasil diamankan. Kesukarelaan mereka akan kegiatan yang dilakukan menjadikan jalanan jakarta terkurangi resiko kecelakaan pengendaar khususnya pemotor akibat tebaran ranjau paku yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

image

Dalam hal ini kita masih melihat aktifitas kelompok, namun ada pula aktifitas perorangan yang memberikan sebagian waktu hidupnya untuk kegiatan sosial seperti ini tanpa perlu imbalan ataupun keinginan untuk diketahui masyarakat luas. Tergerak hati fn untuk menuliskan kisahkan dalam artikel kali ini sebagai inspirasi kehidupan yang lebih baik bagi semua. Agama mengajarkan kita untuk tidak mngabaikan kebaikan sedikitpun meskipun hanya sebuah pesan yang keluar dari mulut seorang pencuri, demikian pula agama mengajarkan kita untuk menutup rapat-rapat kebaikan untuk tidak perlu diketahui orang lain.

Inilah yang dijalani oleh seorang tukang becak asal surabaya bernama pak dul. Namanya kini semakin dikenal karena kontribusi tertutupnya untuk kehidupan sehari-hari yang dijalaninya dengan sikap ikhlas tanpa adanya pamrih.

Bagi pengendara kendaraan bermotor, lubang jalan raya menjadi momok menakutkan yang mengintai keselamatan jiwa dimanapun adanya. Tak bisa dipungkiri… pihak yang bertanggung jawab atas sarana jalan pun terkesan membisu dengan keadaan jalan raya yang berlubang. Tak segeranya penanganan cepat untuk menutup lubang jalan raya menjadikan mereka berdalih tidak ada anggaran dan sebagainya. Padahal jika diurut lebih jauh… dengan melakukan pembiaran pada jalanan berlubang.. pihak yang berkaitan dengan sarana jalan bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi akibat lubang jalanan tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Inilah yang menginspirasi sebut saja Pak Dul. Beliau sehari-hari bekerja sebagai tukang becak yang biasa mangkal di depan ITC Surabaya, namun ada sesuatu hal yang biasa dia lakukan yang tidak biasa dilakukan orang lain saat pulang bekerja yaitu menambal aspal. Batu-batuan sengaja beliau angkut bersama becaknya untuk menambal lubang-lubang jalanan aspal di daerahnya tersebut. Sebelumnya seseorang menganggapnya pekerjaan itu dilakukan pak dul karena merupakan salah seorang pekerja di pemerintah kota namun menurut penuturan beliau, beliau tidak bekerja untuk siapapun dan tindakan yang dilakukannya menambal sementara aspal jalanan yang berlubang tidak dengan paksaan dan sukarela tanpa imbalan. Hal inipun baru diketahui saat seseorang bernama Himan Utomo menanyakannya….. jika tidak mungkin juga kita tak akan mengetahui kisahnya.

Bagi kita mungkin inilah kisah pahit kehidupan yang dijalani beliau, dengan ekonomi pas-pas an beliaupun tak segan melakukan tindakan tersebut untuk kepentingan orang banyak. Namun tentu saja dengan niatan ikhlas, tak ada kata pahit bagi beliau menjalani kehidupan di kota besar seperti surabaya ini. Akhir kata, tidak penting apa yang kita lakukan, yang terpenting bagaimana hal tersebut bisa bermanfaat untuk banyak orang banyak. Sebuah kisah dengan pelajaran moral yang sangat berharga…. semoga saja sumbangsih beliau menjadi perhatian serius bagi pemerintah kota surabaya yang lalai dengan membiarkan jalanan berlubang tanpa ada perbaikan secepatnya… (~fn)