Memahami arti kode SAE Oli Mesin

filano

Seperti karakteristik minyak pada umumnya, kekentalan merupakan salah satu sifat karakteristik fisik oli mesin yang sangat penting. Dalam istilah oli mesin kekentalan biasa dikenal sebagai viskositas dan sebenarnya viskositas tidaklah sama dg kekentalan.

Sebelum membahas lebih lanjut, berikut jenis oli mesin :

Oli Mineral
Oli mineral berbahan bakar oli dasar yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.

Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester , yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.

Tingkat kekentalan suatu oli mesin mengacu pada lembaga SAE berdasarkan Table SAE J 300 tahun 1999.

Ada sekitar 30 jenis kekentalan SAE yg dikenal selama ini, diantaranya seperti SAE 40, SAE 10w, SAE 20w-50,SAE 15w-50, SAE 10w-40, SAE 15w-40 dan seterusnya. Mungkin selama ini para biker hanya tahu bahkan belum tahu kalau tingkat SAE itu hanya untuk  membedakan tingkat encer dan kentalnya suatu oli mesin.

Padahal arti SAE sesungguhnya lebih dari itu dan mungkin tidak terfikirkan selama in. Arti yang justru paling menentukan bagi masa depan kondisi mesin motor Anda!!

Umumnya tingkat kekentalan untuk motor, apabila dilihat dari kondisi iklim di indonesia, performa mesin dan hasil pengujian, idealnya dapat dibagi 4 jenis yaitu: SAE 20w-50, SAE 10w-40, SAE 15w-40 atau SAE 15w-50.

Sekarang Kita lihat kelebihan dan kekurangan masing2 tingkat SAE ini.

SAE 20w-50
Arti sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -10 sd -15 C (kode 20w(winter)) dan pd suhu 150 c dg tingkat kekentalan pada suhu dingin bekerja dikekentalan 20 dan pada suhu terpanas di kekentalan 50.

Oli jenis ini relative kurang efisien dalm pemakain BBM namun sangat baik dlm perlindungan /perawatan mesin, khususnya utk kondisi jalanan yang sering macet, jarang berjalan jauh, polusi dan beban berat. Pada kondisi ini dikenal dg istilah “boundary lubrication”, dimana pada kondisi tersebut lapisan oli sangat tipis diantara celah mesin yg cenderung berpotensi terjadinya kontak antara logam dg logam.

Oli jenis ini relative paling kecil nilai viskositas indeksnya (VI), diantara 3 jenis oli lainnya (minimal utk.oli mineral/semi sintetis 120, utk. sintetis 145) . Semakin banyak aditiv viscosity index improver ,semakin sensitif oli /kurang baik buat mesin motor -utamanya terhadap stress di gear.
VI= ukuran kemampuan suatu oli mesin dalam menjaga kestabilan kekentalan oli mesin dalam rentang suhu dingan sampai tinggi. Semakin tinggi VI semakin baik kestabilan kekentalannya.Utk oli mobil, VI tinggi akan sangat baik dimesin. Utk motor bisa sebaliknya.

SAE 15w-50
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin (minus) -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 c dg tingkat kekentalan tertentu. Jenis oli relative sama dg SAE20w50.Sedikit yg membedakan adalah sedikit lebih encer dan nilai VI lebih tinggi dari 20w50. (minimal utk.oli mineral 130, utk. sintetis 150) Semakin tinggi nilai VI artinya adlah semakin banyak pemakaian aditif peningkat angka VI. Utk motor hal ini sangat riskan. Aditif ini relative sensitif digunakan utk motor yg menyatukan oli mesin dan gigi (wet clutch).Artinya oli jenis ini relative lebih mudah berubah kekentalannya dibandingkan 20w50.

SAE 10w-40
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -20 sd -25 C (kode 10w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .
Jenis Oli yg relative paling encer diantaranya ke3 jenis oli lainnya. Oli ini relative paling irit BBM, namun kurang baik dalam perlindungan mesin .Terutama pada kondisi jalan sering macet dan beban berat.(mis.sering dipake boncengan) Relatif sama dg SAE 15w50 , dalam hal pemakaian aditif peningkat angka VI. (minimal utk.oli mineral 130, utk. sintetis 150) Apakah berarti paling bagus? Belum tentu juga. Semakin banyak kandungan aditif peningkat angka VI , semakin besar kemungkinan peluang pecahnya aditif VI-nya dan berubah kekentalannya. Ukuran perubahan kekentalan oli biasanya dipakai batasan sampai 25-30% dari kekentalan awal /oli baru. Agak sulit memang indikatornya karena cuma lab yg bisa memastikan hal ini.

Kalaupun anda ingin tetap memakai oli jenis ini, saya sarankan perhatikan jarak pergantian olinya lebih awal. Kalau merasa suara mesin sudah agak berbeda sedikit aja cepat-cepat ganti jangan menunggu lama.

SAE 15w-40
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .
Nilai VI ,minimal utk.oli mineral 125, utk. sintetis 145.

Hasil pengujian di motor sebenarnya menunjukkan oli jenis ini yg paling pas. Oli jenis ini relative paling stabil kekentalannya dibandingkan yg lainnya. Masalahnya oli jenis ini jarang diaplikasikan untuk motor. Biasanya jenis SAE ini, dipakai untuk kendaraan jenis mesin diesel, yg membutuhkan kestabilan kekentalan dalam jarak jauh dan kondisi ekstrim pada mesin diesel.
Sebagai tambahan aditif Vi adalah seny.kimia kopolimer -rantai panjang- yg mampu beradaptasi pd suhu rendah dan tinggi ttpi sensitif thd. stress di gear..

Selain hal diats, hal yg terkait dg perlindungan mesin motor adalah factor tingkat kode API dan kode JASO MA.

Jenis SAE lainnya sah2 saja dipake sejauh Anda tahu dan paham menyiasati oli tersebut. Namun untuk kondisi di Indonesia dan performa motor “wet clutch” , tingkat SAE diatas gak ada salahnya menjadi prioritas pilihan.

Jadi semuanya kembali kepada anda sendiri, mana yang cocok buat motor kita masing-masing ….. (fnc)

 

Semoga Berguna.