Mekanisme Bayar BBM di SPBU Pertamina Berubah, Tak Bisa Lagi Pake Ukuran Full Tank

filano

Motomaxone.com – Entah apakah ini ada hubungannya dengan perubahan manajemen Pertamina. Yang jelas Pertamina akan berencana merubah mekanisme transaksi pengisian BBM (Bahan Bakar Minyak) beberapa waktu kedepan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di area pengisian bahan bakar. Kok bisa ?

Mekanisme Bayar BBM di SPBU Berubah, Tak Bisa Lagi Pake Ukuran Full Tank

Hal yang akan dihindari itu adalah kejadian kebakaran. Kebakaran karena radiasi dari Smartphone saat melakukan transaksi non-tunai. Yang biasa dilakukan didekat stasiun pengisian bahan bakar. Radiasi itu bisa menyulut bahan bakar yang sedang berproses disalurkan ke tangki bahan bakar kendaraan.

Mengutip dari liputan6, dikatakan oleh Direktur Pemasaran dan Retail PT. Pertamina Perseo yaitu Mas’ud Khamid bahwa Pertamina saat ini mulai melakukan pengembangan pada transaksi Non-tunai pengisian BBM yang memanfaatkan media telepon seluler. Aplikasinya bernama MyPertamina.

MyPertamina akan menjadi payung interaksi antara perusahaan yang merupakan bagian dari badan usaha milik negara tersebut dengan pelanggan. Hal tersebut untuk mengantisipasi keselamatan pelanggan yang beresiko memicu kejadian kebakaran tersebut saat melakukan transaksi non-tunai yang memanfaatkan telepon pintar itu.

Mekanisme Bayar BBM di SPBU Pertamina Berubah

Layaknya dinegara maju. Bayar dulu baru isi bahan bakar maka mekanismenya akan seperti itu. Mekanisme ini tentu mengubah transaksi lama dari SPBU. Nantinya akan diberikan tempat khusus untuk transaksi pembelian bahan bakar minyak. Ya, ditempat terpisah dari tempat pengisian BBM layaknya fasilitas Drive-Thru ala makanan cepat saji mungkin.

Sosialisasi rupanya sudah mulai dilakukan. Di SPBU rest area Tol Surabaya kilometer 57. Tempat pembayarannya dipisah agar lebih aman saat mengisi bahan bakar. Sehingga perlu mengajari masyarakat agar terbiasa. Resiko antrian panjang dan pelayanan lama memang sedang dipelajari pihak Pertamina. Namun budaya yang berpuluh tahun lamanya, didekat motor, isi bahan bakar, bayar ditempat dikatakan Mas’ud adalah cara yang salah dan harus dibetulkan.

Apalagi tak akan bisa lagi mengisi bahan bakar dengan ukuran Full Tank yang tidak bisa ditentukan kapasitasnya. Beresiko meluber dan berpotensi menyebabkan kebakaran karena mengguyur bagian mesin yang kondisinya masih panas.

Tentunya akan membutuhkan waktu lama untuk mengubah budaya tersebut. Namun apakah hal ini mengindikasikan adalah kepentingan politis di kubu Pertamina sendiri ? Bisa jadi demikian namun bagi penulis sudah saatnya memperbaiki budaya tersebut. Namun apakah efektif ? Efektif atau tidak nantinya masyarakat sendiri yang akan diuntungkan maupun dirugikan dengan kebijakan tersebut. (red)