Honda Genggam 77,5% Pangsa Pasar Motor Nasional di Awal Tahun 2019

filano

 

Motomaxone.com – Pembaca sekalian, diawal tahun 2019 ini tentu banyak yang masih penasaran dengan market share kendaraan roda dua (motor) jika melihat dari hasil penjualan dibulan perdana 2019. Jawabannya pasti bisa ditebak, Honda masih menjadi yang terkuat dipasar motor didalam negeri.

Bagi penulis, kemenangan kembali Honda meraih hasil penjualan terbanyak memang cukup miris. Pasalnya dengan demikian bisa mengindikasikan ketidaksanggupan atpm kompetitor menempatkan diri sebagai rival yang layak untuk honda. Bayangkan saja, selama bulan januari 2019 lalu, Honda membukukan penjualan sebanyak 77,5 % yaitu  441.165 unit dari total penjualan semua atpm sebanyak 569.126 unit.

Catatan penjualan yang penulis kutip dari data AISI merupakan penjualan wholesale yang artinya distribusi dari pabrik ke jaringan dealer, bisa jadi terbeli oleh konsumen bisa pula tidak, ini berlaku bukan hanya untuk Honda, melainkan semua pabrikan motor di pasar indonesia baik itu Yamaha, Suzuki, Kawasaki dan yang lainnya.

Jika Honda menorehkan penjualan sebanyak 77,5 %, lalu berapakah penjualan Yamaha yang menjadi rival utamanya ?

Data Aisi menyebutkan dalam periode januari 2019 lalu, Yamaha berhasil menorehkan penjualan sebanyak 110.110 unit, terlihat cukup banyak namun dalam persentasi ternyata cukup kecil yaitu hanya bisa mencapai 19,4 % saja.

Honda 77,52%
Yamaha 19,35%
Suzuki 1,60%
Kawasaki 1,51%
TVS 0,03%

Sedangkan untuk Suzuki di awal tahun 2019, mencapai penjualan sebesar 1,6 % atau senilai 9.100 unit distribusi. Kawasaki saat ini masih berada dibawah Suzuki dengan catatan distribusi bulan januari 2019 lalu  mencapai 8.608 unit atau 1,5 %. Yang terakhir ditempati oleh TVS yang hanya mencapai distribusi 143 unit (0,03 %) dalam bulan januari lalu.

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah sampai kapan superioritas Honda berlanjut ? Bisa jadi selamanya atau selama produk kompetitor selalu gagal menawarkan barang yang sesuai ekspektasi konsumen hingga pelayanan kepada konsumen yang tak kunjung membaik.