Honda Buka Fasilitas Safety Riding, Ditargetkan 17 Ribu Trainee per Tahun
|Motomaxone.com – Sobat biker sekalian. Di Indonesia, pengguna kendaraan bermotor terutama sepeda motor memang sangat besar jumlahnya seiring dengan gencarnya promosi penjualan dari pabrikan motor terutama dari brand negeri sakura Jepang. Hal inilah yang secara tidak langsung memicu penyebab terjadinya kasus kecelakaan dengan intensitas yang cukup tinggi.
Tingginya angka penjualan motor yang tidak dibarengi dengan edukasi dari pabrikan motor terkait pentingnya memahami SAFETY RIDING, tentu menjadi anomali tersendiri ditengah masyarakat yang sebagian besar, mobilisasinya didominasi oleh pengguna sepeda motor.
Berangkat dari kasus kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi di Indonesia itu, AHM atau Astra Honda mulai gencar mempromosikan pelatihan safety riding. Kebetulan sarana Safety Riding dan Training Center milik AHM juga sudah tersedia. Namanya AHM Safety Riding Park.
Fasilitas ini cukup luas mencapai luas total 8,5 hektar, bertempat di kawasan Greenland International Industrial Centre (GICC), Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. Fasilitas safety riding ini diklaim mampu menampung 15 ribu orang berlatih setiap tahunnya.
Menurut AHM, pelatihan safety riding untuk masyarakat nanti akan mencakup peningkatan kemampuan ‘Hard Skill’ dan ‘Soft Skill’. Di Safety Riding Course yang dimiliki AHM tersebut, dibuat sesuai dengan kontur jalanan yang umum ada di Indonesia, tak terkecuali jalanan aspal dan juga OFF Road pun tersedia. Demikian dijelaskan oleh Johanes Lucky Margo Utomo yang menjabat sebagai manajer safety riding AHM.
Untuk diketahui, saat ini AHM telah memiliki 143 instruktur yang teruji dan sudah bersertifikasi. Program pelatihannya pun cukup banyak mencapai 19 ribu program pelatihan. Terdapat 940 Honda training tider. Dan fasilitas safety riding course di Deltamas tersebut adalah fasilitas kesembilan yang dimiliki oleh Honda. Termasuk Safety Riding Course di dekat tempat kediaman penulis yaitu di MPM Honda Sedati Sidoarjo Jawa Timur.
Untuk Masyarakat Free….
Data dari Korlantas menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas didominasi oleh pengguna motor dengan usia muda. Data menyebutkan, setiap terdapat korban 2 hingga 3 orang meninggal dunia akibat dari kecelakaan tersebut.
Hal inilah yang menjadikan AHM mulai membuka pelatihan Safety Riding tersebut untuk umum, untuk masyarakat luas.
Terdapat 2 cara untuk mendaftar, pertama jika ingin datang secara individual bisa mengunjungi laman resmi safetyridingpark.astra-honda.com untuk mendaftar dan menyesuaikan jenis kelas yang ingin diikuti. Setidaknya ada 4 jenis pelatihan mulai dari kelas pemula pre-ride, kelas pemula pre-clutch, kelas berkendara tingkat umum dasar, dan kelas berkendara umum tingkat menengah.
Yang kedua jika ada satu grup atau komunitas bisa mengajukan proposal dan kita buatkan kelas tersendiri. Semuanya bisa diakses lewat website, menghubungi call center, atau langsung datang ke sini. Ini cocok untuk perusahaan, sekolah, kampus, atau instansi terkait. AHM akan sediakan semua secara gratis.
So, sebagai produsen sepeda motor dengan nilai penjualan yang terbesar di Indonesia. Memang sudah menjadi tanggung jawab dari AHM secara moral untuk turut berkontribusi menekan angka kecelakaan lalu lintas yang terbilang masih tinggi tersebut. Oleh karena itu diharapkan masyarakat pun turut mendukung langkah dari AHM tersebut dengan mulai Sadar Keselamatan Berkendara.
Para orang tua yang sudah berani membelikan putra putri mereka sepeda motor, sudah sepatutnya pula menyadari resiko kecelakaan lalu lintas yang bisa terjadi pada anak-anak mereka. Maka dari itu peran serta orang tua untuk mendaftarkan anak-anak mereka untuk mengikuti pelatihan safety riding dianggap sangat perlu dilakukan.
Berikut juga lingkungan sekolah. Tuntutan kepada siswa untuk berangkat pagi, telat pula memaksa orang tua memfasilitasi motor untuk para siswa dan siswi. Oleh karena itu, tugas sekolah pula untuk ikut serta berperan aktif. Membentuk kelompok belajar yang kemudian diaftarkan secara berkala untuk mengikuti pelatihan safety riding untuk siswa dan siswi mereka. Mengingat betapa banyaknya siswa siswi yang sejatinya sudah memiliki Surat Ijin Mengemudi dan bisa mengendarai motor namun rendah secara skill berkendaranya sendiri.
Bagi penulis, tentu langkah AHM ini patut diapresiasi. Penulis berharap, tak hanya fasilitas Safety Riding di Cikarang tersebut saja yang dibuka untuk masyarakat umum. Melainkan juga safety riding course yang lain juga dibuka untuk umum dan meningkatkan intensitas kegiatannya seperti Safety Riding Course Sedati Sidoarjo Jawa Timur. (F4)