Final Honda Dream Cup 2017 Bung Tomo International Circuit Surabaya … Siapkan Pembalap Ke Kompetisi Dunia

filano

 

Motomaxone.com — Kejuaraan Honda Dream Cup putaran final yang diselenggarakan di Bung Tomo International Circuit Surabaya kemarin memang seru dan sayang untuk dilewatkan. Admin yang hadir untuk meliput acara, untuk pertama kalinya meliput kompetisi balap di sirkuit baru yang berada di kawasan benowo surabaya ini.

Terik matahari yang biasanya tertutup mendung memang tak biasanya hari itu (17/12). Sampai disana pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB sudah terasa panasnya. Apalagi lintasan sirkuit yang baru dipugar dan aspalnya masih baru tersebut, tentu lebih panas lagi. Namun cuaca panas seperti itu tentu tak mengagetkan..

Apalagi melihat antusiasme peserta balap yang terlihat nggak sabar ingin Nge-Gas di sirkuit baru tersebut. Jadi hilang rasa panasnya…

Dari HDC1 s/d HDC8 yang merupakan seri balap untuk putaran final kemarin yang paling disorot adalah HDC1 yang terbagi dalam 2 balapan. Maklum, kelas yang dilombakan disini adalah yang paling bergengsi yaitu kelas TuneUp Seeded. Kelasnya pembalap Pro dengan spesifikasi motor yang pro pula.

Diputaran final di Bung Tomo International Circuit Surabaya kemarin, kelas Seeded untuk race pertama didominasi oleh Fitriasyah Kete asal Jawa Barat dari tim Sidrap Honda Daya KYT Nissin IRC Trijaya. Di sesi HDC1 ini mempertandingkan kelas Bebek 150cc Tune Up Seeded yang diikuti oleh 2 produk motor yaitu Honda Sonic 150 dan Supra GTR150.

Fitriasyah Kete yang menjadi juara di race 1 kelas seeded ini menggunakan basis Honda Sonic 150 sebagai tunggangan juaranya. Di atas lintasan Bung Tomo International Circuit, Kete sukses melahap 25 lap dengan total waktu 19’27.345. Kete juga mencetak Bes Time dengan torehan 45,939 detik. Hasil ini menjadi torehan waktu terbaik di sirkuit bung tomo international yang menjadi satu-satunya pembalap yang beraksi kemarin yang mampu menembus waktu tercepat dibawah 46 detik.

Di podium kedua ada Sigit PD asal Jogja yang juga menggunakan basis Honda Sonic 150cc. Meskipun berhasil meraih posisi kedua, Sigit PD harus mengakui keunggulan Kete yang dominan di balapan pertama. Sigit PD mencetak waktu 2,9 detik lebih lambat dari Kete yang berada di posisi pertama.

I Gede Arya yang menempati podium 3 di kelas Bebek 150 Tune Up Seeded ini menggunakan platform motor Supra GTR150 brosis. Tertinggal 5,1 detik saat mencapai garis finish dari Fitriansyah Kete tentu tidak membuat I Gede Arya murung karena dirinya sukses meraih podium disaat peserta lain yang menggunakan basis motor supra GTR150 tidak bisa meraih hasil maksimal.

Dilain kelas (HDC8) dihuni oleh para pembalap yang beradu di kelas matic 130cc standar terbuka. Yang menjadi perhatian disini adalah adanya pembalap cewek asal lamongan yang memperkuat tim MPM Honda Rosvita Federal Oil CLD FDR. Tampil di hadapan publik Jawa Timur kurang bisa membuat performanya maksimal. Meskipun sudah tampil all out untuk meraih hasil terbaik, srikandi balap jawa timur ini harus puas finish di posisi kelima. Meskipun demikian, jawa timur bukan tanpa prestasi. Adalah M Akbar asal Jawa Barat yang digawangi oleh tim MPM Speedco paraboss yang menjadi juara di HDC8 ini.

HDC7 yang ditempati oleh kelas motor sport 150cc Tune Up Terbuka berbasis CB150R dan CBR150R yang paling minim peserta. Hanya ada 3 pembalap kontestan yang kemarin admin amati. 3 pembalap tersebut adalah Wawan Hermawan yang sukses merebut podium 1 mengalahkan Tammy Pratama (2) dan Sigit PD (3).

Kembali lagi ke Race 2 HDC1. Setelah Kete mendominasi balapan pertama, rupanya di balapan kedua persaingan semakin sengit. 3 pembalap yang meraih podium, masing-masing memiliki selisih waktu yang kompetitif. Kete yang juara di balapan pertama, harus puas podium 3 di race kedua ini. Sedangkan Anggi Permana yang merupakan rekan setim Kete dari tim Sidrap Honda Daya menjadi pembalap yang sukses meraih podium pertama, diikuti oleh Boy Arbi di posisi kedua.

Bicara ngalor-ngidul tentang hasil kejuaraan final Honda Dream Cup 2017 di Bung Tomo International Circuit ini bukan berbicara tentang hasil balapannya. Namun bagaimana bisa menyalurkan hobi balap ke tempat yang tepat yang akhirnya mampu menelurkan prestasi yang bisa dibanggakan.

Hal ini yang harusnya patut dicontoh oleh para pembalap dan praktisi “balap liar” yang masih belum tobat mengganggu ketertiban jalan dan mengganggu aktivitas masyarakat. Ketimbang harus balap liar yang memiliki banyak sekali dampak negatifnya, sudah sepatutnya menyalurkan hobi ketempat yang tepat agar mendapatkan prestasi yang tentu bisa dibanggakan banyak pihak. (red)

Hasil Kejuaraan HDC 2017 Surabaya