Feb 22 2014
Dilema Open Class MotoGP, Membangun Persaingan Yang Lebih Kompetitif
Tak seperti CRT musim lalu di kompetisi motogp yang tak seberapa diperhitungkan, open class yang saat ini diberlakukan sebagai pesaing tim factory motogp menjadi sebuah pilihan yang begitu menguntungkan bagi para penggunanya. Bagi direktur balap motogp dengan adanya open class maka factory team tak lagi menjadi pilihan dalam perjalanan meraih sukses di kelas motogp saat ini.
Open class sebagai pengganti CRT turut menjadi solusi bagi tim-tim peserta dalam usaha menghemat pengeluaran dibandingkan kelas factory yang tentunya secara pengeluaran lebih besar. Beberapa regulasi yang cukup menguntungkan bagi peserta yang tergabung dalam kategori open class menjadi poin lebih sebagai usaha mengembangkan paket motornya.
Salah satu diantaranya adalah status ‘open’ yang ditekankan hanya ditentukan pada penggunaan ECU yang ditentukan panitia penyelenggara dan juga diperbolehkannya menggunakan paket mesin pabrikan. Open class cukup mendapatkan kebebasan dalam proses pengembangan mesin tanpa khawatir pengembangan mesin tersebut dibekukan oleh pihak penyelenggara layaknya tim factory/ pabrikan.
Dorna sebagai pihak penyelenggara pun menyadari bahwa untuk beberapa waktu kedepan, open class tak akan semudah itu menggeser tim factory dari persaingan posisi teratas. Tim Factory masih akan tetap mendominasi, namun keberadaan open class akan menjadikan jarak tersebut semakin dekat.
Keuntungan tersebut lah yang ingin dimiliki oleh Ducati yang saat ini masih berkutat pada problem lamanya dan tak kunjung membaik. Bahkan sang manager tim barunya sempat berfikir untuk beralih dari factory menuju open class, tentu rencana ini bukan tanpa dasar. Pengembangan mesin open class lebih terbuka lebar dibandingkan tim factory tanpa adanya pembekuan mesin.
Meskipun keputusan tersebut cukup sulit, harus segera diputuskan sebelum deadline 28 februari mendatang. Regulasi yang cukup ketat menekan tim pabrikan sempat ditentang oleh honda. Pembatasan pengembangan perangkat elektronik ECU dianggap honda mematikan pengembangan dari mesin honda sendiri, bahkan jika hal itu dilakukan honda pun berencana mundur dari kompetisi.
Keputusan ini begitu disesalkan oleh pihak penyelenggara. Bagaimanapun honda berperan penting membesarkan motogp bersama tim lainnya, tentu jika honda absen kompetisi akan menjadi lebih kurang menarik lagi. (fnc)
___________________
Berita Terkait :
[display-posts category=motogp]
Motivasi Besar Dibalik Keputusan Ducati Memilih ‘OPEN CLASS’ | fncounter Blog
01/03/2014 @ 02:42
[…] Seiring dengan selesainya tes di hari ke-3 sepang malaysia pada 28 februari 2014 sekaligus sebagai batas waktu berakhirnya keputusan memilih factory atau oepen class, ducati menentukan pilihan. Yup, melalui manajer umu ducati corse Gigi Dall’Igna mengabarkan tim Ducati akan berpindah regulasi dari sebelumnya berada dikelas factory atau pabrikan berpindah ke ‘Open Class’. […]
orong-orong
22/02/2014 @ 09:44
bagaikan buah simalakama, lorenzo aja pengen cicipi kelas open
http://sarikurnia980.wordpress.com/2014/02/21/wow-honda-cbr250r-di-india-turun-15-jutaan/
fncounter
22/02/2014 @ 22:43
kalo pengen g boleh ngicip harus turun kelas sekalian
Ms Dhukha
22/02/2014 @ 09:30
Open class harus bisa bertarung daripada CRT….
http://dhukha99.wordpress.com/2014/02/19/open-class-motogp-tidak-ada-aturan-untuk-penggunaan-mesin-prototype/
fncounter
22/02/2014 @ 22:44
itu yang diharapkan pihak penyelenggara…. lebih kompetitif
aripitstop
22/02/2014 @ 07:15
jos gandos….hayden puyeng
http://aripitstop.com/2014/02/22/ini-dia-tampang-motor-sport-baru-dari-yamaha-konsep-go-green/
Yoshi
22/02/2014 @ 04:56
tapi yang pake RCV1000R bukannya makin di depan, malah makin nyungsep. kasihan redding dan heyden 🙁
fncounter
22/02/2014 @ 22:46
wah sayang ya kalo tahun depan…. padahal M1 open class dah acc tuh….