Dilema Aero Fairing Motor MotoGP, Antara Fungsi dan Estetika !

lexi

Motomaxone.com – Marc Marquez (RC213V) vs Valentino Rossi (RC211V). Sebagian besar penggemar MotoGP saat ini mengutarakan ketidaksukaannya kepada aero-wing yang dimiliki oleh semua motor peserta motogp. Dari satu saja, saat ini berkembang lebih banyak hingga mencapai 3 bagian sebagai penunjang fungsi aerodinamika motor.

Kehadiran sayap hingga ekor pada bagian motor MotoGP dianggap banyak pihak terutama penggemar mengurangi estetika dari desain motor fairing pada umumnya. Meski hal tersebut mengatasnamakan bagian dari perkembangan teknologi.

Sebagai perbandingkan, Marquez dengan Valentino Rossi saat masih menjadi pembalap andalan Respol Honda. Motor yang digunakan cukup cantik secara desain. Kesin motor sport tulen sangat nampak terlihat tanpa gangguan kehadiran sayap-sayap yang mengganggu estetika itu.

Namun disisi lain, perkembangan teknologi memang memaksa motor balap motogp melakukan penyesuaian. Salah satunya berupa inovasi terhadap desain aerodinamika yang disematkan pada bodi fairing motor tersebut.

Sistem elektronik yang dianggap semakin canggih pada motor MotoGP, membuat tenaga yang mampu diberikan oleh mesin balap di era modern ini juga semakin meningkat. Dalam perkembangannya, peningkatan tenaga ini menghasilkan kecenderungan wheelie di saat kecepatan tinggi diatas 200 km/jam.

Disamping itu, sistem elektronik dibatasi terutama pada fungsi anti wheelie nya yang sangat standar sekali sehingga membutuhkan inovasi untuk mengatasi kekurangan ‘wheelie’ tersebut. Dengan peningkatan performa pada sektor top speed hingga sistem pengereman mengharuskan setiap pabrikan mulai meningkatkan grip diarea depan motor saat melakukan pengereman.

Ducati yang menemukan. Sebuah solusi cukup simpel dengan menempatkan winglet kecil yang terbuat dagi bahan karbon fiber yang menempel di bagian fairing samping. Aerodinamika pengereman yang disebabkan oleh komponen ini bisa diimbangi oleh tenaga besar yang dihasilkan oleh mesin 1000cc, membuat keseimbangan motor bisa tercapai saat melaju di lintasan lurus, namun muncul masalah baru saat motor menikung. Dan masih Butuh berbulan bulan ujicoba dan riset untuk menyempurnakan winglet ini.

Tak cukup lama, piranti ini sempat di banned untuk pihak penyelenggara MotoGP karena berpotensi membahayakan pembalap saat bersinggungan dengan pembalap lain kala saling menyalip apalagi saat melewati tikungan.

Kebijakan itu dirubah kembali di tahun 2017. Regulasi baru ini mewajibkan piranti semacam winglet ini menyatu atau masih merupakan bagian dari fairing. Di tahun 2019, regulasi berubah kembali. Memperketat aturan desain, pembatasan terhadap dimensi atau bentuk dan ukuran dari fairing dan spatbor.

Intinya bahwa komponen komponen ini harus bisa menghasilkan downforce pada motor atau meningkatkan grip motor saat motor melaju di lintasan lurus, namun komponen ini tidak berpengaruh cukup signifikan saat motor ini menikung. Seperti halnya pada fitur fitur kendaraan balap lainnya, garis yang memisahkan komponen mana yang bekerja baik dan tidak itu sangatlah tipis, dan ini memerlukan kerja keras demi menemukan titik keseimbangan yang tepat pada motor.

Alhasil menjadi dilematis antara fungsi dari aero winglet tersebut dengan estetika motor yang enak dipandang penggemar MotoGP. (fn)