Daftar Motor Sport Kurang Laku di Tahun 2017, Honda Yamaha dan Suzuki Masuk Daftar Lho …

filano

Motomaxone.com – Pembaca sekalian, kesuksesan Verza dan CB150R Streetfire nangkring diposisi 1 dan 2 terlaris dikelas motor sport memang membuat lega pabrikan sayap mengepak honda, begitu pula dengan yamaha. Namun dari kesuksesan produknya tersebut masih ada produk lain yang bernasib mengenaskan alias kurang laku di pasaran, apa saja itu ?

Data aisi oktober 2017 menunjukkan peningkatan penjualan motor di indonesia. Sebanyak 579.552 unit terjual sepanjang bulan oktober 2017 lalu. Namun cerita indah dari Verza, CB150R, CBR150R, R15 dan Vixion berbanding terbalik dengan beberapa motor sport buatan honda, yamaha dan suzuki berikut ini.

Megapro FI, dari namanya sudah pada tahu kalau motor ini adalah buatan honda. Namun sepanjang tahun 2017 (Januari-Oktober), motor ini hanya menyumbang penjualan honda sekitar 3.000 an unit. Bulan oktober lalu saja, motor ini hanya terjual sebanyak 220 unit saja yang mengindikasikan bahwa motor ini memang kurang laku di pasaran.

Dari pengamatan admin, bukan berarti Megapro FI ini merupakan produk yang gagal. Melainkan posisinya di pasar sport 150cc cenderung tanggung. Motor sport performa tinggi alias hi-perform dan hi-tech di kelas naked sport 150 milik honda sudah diisi oleh All New CB150R Streetfire. Fiturnya banyak, teknologinya modern, performa bagus hingga desainnya sporty. Pantas jika konsumen lebih memilih CB150R ketimbang Megapro FI.

Sedangkan bila melihat faktor efisiensi dari segi harga, konsumen bakal lebih memilih Verza 150. Modelnya masih cukup sporty, kapasitas mesin juga sama-sama 150cc, juga sama-sama sudah injeksi. Namun verza menawarkan harga yang lebih hemat ketimbang megapro FI.

Dua kondisi diatas yang admin maksud sebagai posisi tanggung yang dimiliki Megapro FI. Alhasil ya jangan salahkan konsumen jika kurang diminati..

Byson FI, brand image motor besutan  yamaha ini sebenarnya cukup bagus sebagai moge look. Namun performanya dianggap sangat payah. Ini yang banyak disesali para pemilik yamaha byson versi karburator. Bagaimana dengan versi injeksi ? mungkin sudah terlanjur di cap negatif kali ya. Jadinya versi injeksi yang sudah banyak diperbaiki desain hingga fitunya tetap tidak membuat konsumen berminat.

Menilik dari data penjualannya tahun 2017 ini, selama 10 bulan yamaha hanya berhasil menjual motor ini sebanyak 651 unit saja. Jika dihitung kembali, setiap bulan motor ini hanya terjual puluhan unit saja.

Hitung-hitung harga, lebih baik konsumen pilih vixion yang lebih segala-galanya ketimbang motor ini. Duel dengan Xabre yang memiliki segmentasi khusus pun nyatanya byson fi tak bisa berbuat banyak. Padahal admin lihat motor ini memiliki potensi yang cukup bagus.

GSX-S150, motor ini masih tergolong baru yang dikeluarkan oleh Suzuki Indonesia barengan dengan saudaranya di tipe sport fairing GSX-R150. Namun rupanya nasib berkata lain. Jika tipe fairing laku keras tidak begitu halnya dengan GSX-S150.

Diawal rilisnya, GSX-S150 sampai tembus 3.000 unit lebih untuk penjualannya. Namun angka penjualan tersebut ternyata terus merosot setiap bulannya. Terhitung dari data aisi, sejak mei 2017 angka penjualannya hanya berkisar ratusan unit saja. Oktober lalu malah merosot tajam, motor ini hanya terjual 143 unit saja.

Dari pengamatan admin, kekurangan yang kentara pada GSX-S150 adalah pada desainnya. Bodinya mirip GSX-R150 namun bertipe naked. Sedangkan desain jok nya pun sama persis yaitu terpisah dan boncenger terlalu nungging. Selain itu desainnya memang kurang greget, terutama pada bagian headlampnya. Padahal sport bertipe naked banyak digemari karena lebih user friendly ketimbang model fairing, berikut juga desainnya yang proporsional. Alhasil nggak masuk ekspektasi konsumen meskipun sejatinya motor ini performanya OK punya, berikut juga irit bahan bakar.

Nah dari data diatas, apakah motor-motor yang kurang diminati dipasaran dianggap sebagai produk gagal ? pemikiran ini salah brosis. Konsumen memiliki pilihan tersendiri sesuai dengan kehendak mereka masing-masing. Sedangkan produsen perlu memahami faktor resiko jika menawarkan banyak pilihan kepada konsumennya, salah satunya adalah kurang larisnya satu produk dibandingkan produk lainnya yang mereka miliki. meskipun kurang diminati sebagian besar konsumen, toh juga tidak memiliki masalah untuk pemilik yang sudah membelinya. Dimata konsumen, produk yang dipilihnya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh lainnya. (red)