Turing Kemerdekaan 2018 Blogger Vlogger Jatim, Monumen Kresek Madiun Saksi Bisu Keganasan PKI 1948 [PART 2]

filano

Motomaxone.com – Melanjutkan perjalanan yang super duper panas menyengat terasa cukup bersemangat karena sudah isi BBM (makan dan minum) di Dealer Aries Motor Putra Jombang yang kami singgahi tadi. Tujuan selanjutnya adalah ke kabupaten Madiun…

Sebenarnya penulis sendiri sedikit kurang fit saat perjalanan turing kemerdekaan tahun ini. Namun karena sudah mendapatkan amanah mengikuti turing kemerdekaan HUT RI ke 73 kali ini, niat pun mengalahkan fisik yang kurang mendukung sembari berdoa kondisi kesehatan penulis membaik disaat perjalanan, oleh karena itu penulis tak segan makan dan minum sedikit lebih banyak untuk mempertahankan kondisi tubuh agar tidak bertambah ngedrop. :mrgreen:

Menyusuri jalanan aspal yang kami lalui sepanjang perjalanan turing kemerdekaan kali ini memang tak terasa jika dilakukan secara berkelompok alias rombongan. Baru saja kami melanjutkan perjalanan dari jombang, nyatanya kami tiba di gapura selamat datang kabupaten madiun yang mana kami akan melewati alas caruban setelah itu.

Menyempatkan dokumentasi sejenak, rombongan pun melanjutkan perjalanan. Sepertinya rute yang dipilih kali ini berbeda karena tidak berencana melewati tengah kota melainkan mengambil jalur pintas. Seingat penulis, kami melewati hutan jati yang cukup panjang tanpa terlihat adanya Penerangan Jalan Umum (PJU). Kalau saat riding sendiri, sepertinya daerah ini kurang rekomen untuk dilewati karena relatif sepi pengguna jalan, apalagi saat malam hari.

Meskipun demikian lintasan jalan yang kami lalui cukup bervariasi sehingga penulis dan rombongan pun tidak mengalami kejenuhan dalam berkendara. Kontur jalanan yang naik turun, dari biasa hingga curam sekalipun membuat keasyikan tersendiri. Beberapa kali penulis menggunakan kesempatan untuk mengovertake beberapa rekan rombongan saat jalanan memungkinkan.. asyik juga.

Cuplikan VIDEO…

Menyusuri panjangnya hutan jati dan melewati beberapa pemukiman yang terpisah antara satu dengan lainnya, tibalah kami di Syam Warung Caping Gunung yang merupakan wahan wisata kali di kabupaten Madiun. Spot yang pas nih untuk beristirahat sembari melaksanakan ibadah dan makan siang.

menikmati beristirahat dan makan siang

Resto yang satu ini memang cukup unik dimana lokasinya memang terletak didekat kali atau sungai dengan batu-batuan yang besar. Tempat makannya berkonsep gazebo yang terpisah pisah dari atas hingga ke bawah yang terletak di tepi sungai. Yang membuat resto ini lengkap dimana dibuatkan sendiri sebuah musholla untuk kebutuhan ibadah karena memang jauh dari masjid.

Monumen Kresek… (Pembantaian Tokoh Masyarakat dan Ulama oleh PKI Muso di Madiun)

Selepas makan siang dan beristirahat di resto caping gunung cukup lama, perjalanan pun berlanjut mengiringi waktu yang sudah semakin sore. Tujuan utamanya adalah salah satu monumen bersejarah yang bernama Monumen Kresek.

Mendengar namanya tentu terbayang dibenak kita, kresek itu adalah bungkus plastik tempat barang bawaan yang serbaguna. Namun kresek yang satu ini adalah nama sebuah desa di wilayah kabupaten madiun yang merupakan saksi bisu kekejaman PKI tahun 1948 yang dipimpin muso saat itu yang telah melakukan pembantaian keji terhadap ulama dan tokoh masyarakat ditempat tersebut.

Memasuki kawasan wisata monumen kresek ini pertama kalinya, penulis dihadapkan oleh kumpulan patung berupa mayat-mayat bergelimpangan  yang sebagiannya tertutup oleh tanah. Mereka adalah sebagian kecil korban dari ganasnya kekejaman PKI yang dibantai di Madiun pada tahun 1948.

Disana kita bisa mendapati seorang ulama bernama Kyai Husein yang dipaksa berjongkok untuk dihabisi oleh salah seorang PKI, peristiwa ini diabadikan dalam bentuk seni patung yang terletak dibangunan paling atas dari tempat tersebut. Disana juga bisa kita dapati sebuah dinding relief yang cukup panjang, yang memperlihatkan kondisi mencekam pada tahun 1948.

Sejarah kelam ini tentu tidak bisa kita lupakan begitu saja. Kekejaman PKI di masa lalu merupakan bentuk pengkhianatan mereka terhadap rakyat indonesia seluruhnya. Kenangan pahit yang tentu tak ingin terulang lagi kisahnya, yang memberikan arti bahwa ideologi komunis yang sejatinya merupakan bentukan dari yahudi tidak boleh lagi ada di bumi indonesia tercinta. (bersambung… Part 3)