Motor mejadi pilihan sebagian besar masyarakat terutama yang tinggal di daerah perkotaan. Dimana mobil yang “mungkin” yang notabenenya lebih nyaman dipake tidak dinilai lebih efektif dibanding motor. Pantas saja bila penjualan roda dua di indonesia terus melambung tak terbendung.
Di sisi lain, bila permintaan sepeda motor terus meningkat meningkat setiap tahunnya maka suatu saat terjadi titik jenuh. Saat itu lah, masyarakat mulai meninggal sepeda motor dan pasarnya terus menurun.
Tentu saja ada banyak faktor yang mampu mendukung untuk menghambat pasar motor yang semakin hari semakin meledak dengan jumlahnya yg tak terhitung dijalanan.
Saya lebih cenderung berpendapat titik jenuh penggunaan sepeda motor akan terjadi pada tahun depan. Terlebih juga bila ketersediaan angkutan massal yang nyaman dan aman bagi masyarakat lebih diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. PR siapa?? Jelas Pemerintah mzbro…….. Bukankah kita sebagai masyarakat juga turut bertanggung jawab dengan sesaknya jalanan saat ini. Iya bener…… tapi apa yang kita lakukan bukankah juga karena dampak dari tidak tersedianya angkutan umum yang tak memadai. 🙂
Kita lebih memilih naik motor, banyak alasan yang memperkuat argumen ini. Angkutan lebih banyak muter-muternya so gak cepat sampai tujuan. Itulah saalah satu alasannya yg banyak saya jumpai. Kalo sarana ini lebih diperbaiki bukan tidak mungkin kita lebih memilih angkutan daripada motor.
Fenomena keluarnya produk2 baru motor tahun ini, saya yakini akan membuat kevakuman inovasi di tahun depan. Mengantisipasi hal itu, Yamaha Motor Indonesia, sudah menyiapkan strategi khusus agar tidak terjadi penurunan penjualan yang cukup drastis, salah satunya dengan membuat inovasi dari produk-produk terbaru, keterjangkaun harga, dan pelayanan konsumen, terutama kualitas bengkel. Intinya meningkatkan pelayanan…
Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia, pengiriman sepeda motor dari pabrik ke dealer pada tahun lalu mencapai 7.369.249 unit. Sedangkan untuk pada 2011, hingga bulan Juli sudah mencapai 4.793.884 unit.
Hmmm, gimana nggak sesak mzbro.. lha wong gelontoran produk baru tiap tahunnya bernilai 7 juta lebih tiap tahunnya…… (fnc)
Salam hangat mas bro
justmyimage
prediksinya ma joss mas bro..
Sebetulnya sy ada konsep win2 solution..antara pemerintah dan atpm
Yg pertama batasi kendaraan semacam kadaluarsa max 5 tahun, bila masih di pakai kenai pajak 300%
yg kedua kendaraan baru di kenai pajak yg proposional termasuk kendaraan yg di jual importir umum..
Yg ketiga bila telat bayar pajak terus kena tilang harus benar2 di tahan sm pihak berwenang
yg keempat kendaraan yg baru harganya jgn overpress..serta untuk konsumen yg kendaraannya telah kadaluarsa di beri keringanan untuk memiliki kendaraan baru, seperti menukar yg lama dgn yg baru..(maaf kepanjangan mas bro)
Thanks kunjungannya mzbro.. kepanjangan??nggak masalah mas.
1. Membatasi kendaraan yg banyak beredar sebenernya lebih sulit, sulitnya sama saja dengan ibarat stop produksi motor 2-tak. Saya lebih prefer produksi yang akan diluncurkan itu yang ditekan mzbro..
Ada kabar menyebutkan bahwa kedepannya, yang kredit motor bakal lebih dipersulit, dengan memberikan syarat DP minimal 6 jt, ini juga cukup efektif mengingat bila hal ini dilakukan maka setiap orang nggak berniat membeli motor secara permanen bakal mikir lg bila mengambil kredit.
2. Poin ini saya setuju mzbro, menambahkan opininya, alangkah baiknya motor dari IU selain keluaran ATPM dikenai pajak 3 – 5x lebih mahal dari produksi ATPM lokal.
3. Bila kena tilang wajib mengikuti sidang, kalaupun membayarnya pakai denda maksimal.
4. Harus ada keseimbangan yg diawasi pemerintah tentang harga yg diajukan ATPM. Jangan terlalu tinggi dan terlalu rendah.
Overall, thanks opininya mzbro…