Tes Psikologi Pemohon SIM, Antara Fungsi dan Tujuannya !!

filano

Motomaxone.com – Beberapa hari terakhir ini, menghangat tentang pembahasan diwacanakannya tes psikologi untuk pembuatan SIM (Surat Ijin Mengemudi). Namun seperti yang sudah diduga, kebijakan ini akhirnya menimbulkan Pro-Kontra.

Wacana ini memang cukup menarik. Pemohon SIM  baik untuk mobil maupun sepeda motor bisa melakukan tes psikologi ini di lembaga yang sudah ditunjuk. Alasan diadakannya tes psikologi ini untuk memastikan pemohon SIM dalam keadaan sehat secara jasmani maupun rohani, selain juga harus memiliki keterampilan berkendara di jalan yang menjadi syarat wajib memiliki SIM.

Tes psikologi yang dimaksud adalah ujian tulis yang meliputi 24 soal yang perlu dijawab dalam waktu 15 menit. Dimana satu soal diberikan waktu 30 detik untuk menjawabnya.

Memang terlihat baik, karena hingga saat ini pun tes psikologi ini sudah diterapkan untuk pengemudi angkutan umum. Namun apa yang mendasari pihak berwenang menerapkannya pula kepada masyarakat umum ?

Lebih dulu kita patut mengenal untuk apa tes psikologi ini dilakukan. Tes psikologi sendiri merupakan suatu rangkaian pengukuran yang bertujuan untuk mendeskripsikan seseorang dari sisi kemampuannya, kepribadiannya, kecenderungan.

Fungsinya macam-macam. Ada yang memiliki fungsi seleksi, klasifikasi, deskripsi, evaluasi hingga menguji suatu hipotesis. Jika pengemudi angkutan umum yang diberikan tes seperti ini tentu wajar, karena mengemudikan angkutan umum menyangkut membawa nyawa banyak orang. Begitu juga jika diterapkan untuk masyarakat umum…

Namun yang menjadi pertanyaannya, seberapa besar efek tes psikologi ini untuk mempengaruhi diijinkannya atau ditolaknya seseorang pemohon SIM ? Mengingat tes psikologi ini merupakan bagian dari hak asasi setiap orang yang wajib dilindungi kerahasiaannya. So untuk apakah data psikologi semua orang tersebut ? Yang mana penulis sendiri memiliki kekhawatiran bahwa data tersebut bisa jadi memiliki potensi untuk disalahgunakan. Jikalau merujuk pada azas manfaat untuk keselamatan pengemudi, penulis sih setuju saja dengan tes tersebut, mengingat bukan hanya pengemudi angkutan umum saja, pengemudi mobil pribadi pun memiliki tanggung jawab dan resiko yang sama saat berkendara dijalan raya. (red)