Menilik Sejarah Honda CBR150R di Indonesia, Dari Generasi Build-Up Hingga Produksi Lokal Indonesia !!

filano

Motomaxone.com – Bagi pecinta otomotif roda dua di tanah air nama besar CBR150R memang tidak perlu disangsikan kapasitasnya. Sebelum tahun 2011, kita sudah mengenal motor ini dengan banderol yang lumayan mahal. Maklum, saat itu CBR150R masuk ke indonesia melalui importir umum bukan melalui jalur ATPM. Yuk kita lihat perjalanan kesuksesannya..

Setelah lama dipasarkan melalui IU, AHM pun mulai berfikir untuk mulai memasarkannya secara resmi melalui jalur ATPM dengan tujuan untuk memudahkan konsumen mendapatkan motor impiannya. Beberapa generasi mengalami perubahan hingga saat ini menguasai pasar sport fairing 150cc di indonesia tentunya tidak mudah.

2011, sejarah CBR150R bermula disini. Motor ini pertama kali diperkenalkan ke hadapan publik otomotif di indonesia. Namun saat itu masih merupakan produk Build-up yang merupakan rakitan Thailand. Pengembangan desain dan mesin pun terus dilakukan agar lebih menyempurnakan produk itu sendiri.

Hadirnya CBR150R pada tahun itu, merupakan bukti AHM untuk mengakomodir keinginan konsumen yang ngebet menginginkan motor fairing layaknya motor motogp. Generasi pertama CBU thailand tersebut menggunakan mesin 150cc DOHC dengan ciri khas lampu depan tunggal berdimensi besar.

Karena peminatnya yang cukup besar, Honda CBR150R CBU Thailand ini bahkan bertahan hingga 3 periode yaitu 2011-2013. Selama itu pula, Honda menghadirkan versi Livery Repsol hingga striping beraksen karbon pada 2013. Secara harga, motor CBU inipun dianggap mentereng… dari data yang saya miliki harga CBR150R versi 2013 saat itu mencapai 33 – 34 jutaan (hampir sama dengan harga CBR150R rakitan lokal sekarang).

CBR150R 2010

Harga yang dirasa kurang kompetitif berikut peminat pasarnya yang cukup besar kala itu membuat AHM selaku ATPM Honda di indonesia mulai berencana memproduksi lokal motor ini. Tepatnya 2014, 4 tahun silam produksi CBR150R lokal yang merupakan generasi pertama rakitan indonesia diproduksi dan dipasarkan. Model bodynya mirip sekali dengan generasi CBU namun yang membedakan adalah Headlamp dobel dan rangka yang sebelumnya Deltabox berubah menjadi Twinspar teralis.

Generasi pertama CBR150R rakitan lokal yang terkenal dengan dimensinya yang mirip CBR250R satu silinder layaknya versi Build-Up ini hanya bertahan 2 tahun saja karena mendapatkan pesaing yang lebih terlihat sporty secara desainnya.

2 tahun berselang tepatnya 2016, generasi kedua Honda CBR150R rakitan lokal ini diberi nama All New CBR150R. Sepertinya generasi inilah yang merupakan puncak kejayaan Honda CBR150R dimasa lalu yang bisa terulang hingga bertahan sampai tahun 2018 ini. Modelnya cukup ramping, namun dimensi fairingnya lumayan besar juga meskipun tidak segambot generasi pertama produksi lokal.

Dengan perubahan total desain dan pengembangan mesin DOHC disertai pengembangan teknologinya, All New Honda CBR150R menjelma menjadi andalan honda di kelas sport fairing 150cc. Selama 3 tahun terakhir, motor ini belum mendapatkan upgrade dari sektor mesin maupun perubahan dari sektor desainnya. Hanya menyegarkan varian warna dan stripingnya karena tidak bisa dipungkiri bagi saya motor ini yang memiliki desain paling proporsional dan ergonomi paling user-friendly dibandingkan dua kompetitornya. Meskipun demikian, menurut catatan AHM, sejak kemunculannya 2011 hingga sekarang (2018) Honda CBR150R sudah mampu terjual sebanyak 278.000 unit.

Bagi saya, desain ini sepertinya masih akan terus bertahan selama kompetitor belum terlihat memberikan ancaman yang berarti, namun secara performa harus diakui sudah saatnya AHM mulai mengupgrade performa motornya untuk menandingi 2 kompetitor nya saat ini. (red)

BERITA LAIN :

[display-posts category=otomotif]