Konvoi Salah Satu Bentuk Budaya Feodal Yang Masih Subur di Indonesia

lexi

 

Motomaxone.com – Tak terasa hidup semakin singkat dengan bertambahnya usia. Tak terasa juga kita sudah bebas dari belenggu penjajahan. Namun apa kita sepenuhnya merdeka. Kali ini saya akan mengulas sedikit tentang budaya. Budaya yang saya ingin garis bawahi disini adalah budaya yang sebenarnya negatif bila dilihat dari pengertian kasarnya. Itulah Feodal, pertama kali saya memahami hal ini adalah saat mendapatkan mata pelajaran sosiologi di bangku menegah atas.

Feodalisme adalah struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik yang dijalankan kalangan bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra. Dalam pengertian yang asli, struktur ini disematkan oleh sejarawan pada sistem politik di Eropa pada Abad Pertengahan, yang menempatkan kalangan kesatria dan kelas bangsawan lainnya (vassal) sebagai penguasa kawasan atau hak tertentu (disebut fief atau, dalam bahasa Latin, feodum) yang ditunjuk oleh monarki (biasanya raja atau lord).

Terus apa hubungannya dengan saat ini..?, Banyak ternyata. Feodal secara tidak disadari sudah membudaya di masyarakat kita. Terutama bagi mereka yang menjabat kekuasaan dalam pelaksanaan tata negara indonesia. Feodal lebih dikenal sebagai perilaku para penguasa yang lalim, seperti ‘kolot’, ‘selalu ingin dihormati’, atau ‘bertahan pada nilai-nilai lama yang sudah banyak ditinggalkan’. Nah, bila dicermati lebih lanjut banyak yang masih memakai budaya tersebut msbro.

Polisi tidur , ini merupakan penyumbang budaya feodal yang banyak dijumpai di masyarakat kita. Alasan membangunnya biasanya karena lingkungan tersebut banyak anak kecil. Namun, bila diperhatikan polisi tidur tersebut ditempatkan dijalan umum. Yang secara tidak langsung memaksa si pengguna jalan untuk taat pada peraturan yang dibuat oleh si pembuat polisi tidur.

Konvoi, yang satu ini banyak dipergunakan oleh pejabat saat melintasi suatu jalan. Alasannya agar tak menimbulkan macet yang berkepanjangan. Tahukah kita? sebenarnya konvoi mobil pejabat atau yang lainnya juga termasuk dalam budaya feodal. Mereka yang melakukan konvoi terlalu angkuh untuk berbagi jalan dengan pengguna jalan umum lainnya. Mencoba menghindari macet dengan mengesampingkan hak pengguna jalan lain dengan cara memaksa untuk minggir dan memberikan jalan. Terkecuali Ambulance, dimana kita sebagai pengguna jalan yang harus tenggang rasa dengan kepentingan keselamatan orang lain.

Nah, apakah kita termasuk dari kedua poin diatas msbro? Semoga saja budaya yang diturunkan oleh penguasa terdahulu ini tak lagi berkembang di masa kini. Patut kiranya kita semua sadar, bahwa jalan ini adalah milik kita bersama. Tak harus ada individu atau kelompok yang merasa memiliki fasilitas umum tersebut. Semoga. (red)

About MOTOMAXONE.COM 4629 Articles
*Seorang Muslim *Seorang Suami *Seorang Ayah *Seorang Publisher (Blogger) *Seorang penyuka otomotif dan teknologi informasi

3 Comments

  1. Polisi tidur itu bukannya upaya masyarakat setempat agar ada kendali terhadap kendaraan bermotor yah? Seringkali pengendara justru kurang mengenal norma lokal sehingga tidak menghiraukan kebisingan akibat bunyi mesin. Rasanya lebih vernakular dibandingkan feodal, karena perannya sebagai kendali di masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat juga.

    • Saya menghargai perbedaan pandangan msbro.

      Konvoi
      Aturan tersebut bisa dibilang aturan yang disetujui dengan sepihak oleh penguasa sendiri. Apakah melakukan musyawarah dengan rakyatnya? pastinya tidak bro. Lha itu ada wakil rakyat diparlemen!! Ya memang, namun apakah aspirasi kita semua selalu didengar? Monggo dinilai sendiri.

      Konvoi sendiri tak hanya tumbuh subur dari para penguasa saja bahkan sebagian masyarakat juga ada yang melakukan konvoi dengan tidak ramah. Merasa menguasai jalan dengan tidak santun pada pengguna jalan lain yang notabenenya status kita semua sama saat berada dijalan raya yaitu pengguna jalan.

      Polisi Tidur
      Yang pasti begitulah kenyataannya dimasyarakat kita. Bahkan tidak sedikit dipertigaan jalan dipasang polisi tidur tersebut saat sebelum memasuki pertigaan.

      Memang efektif membuat pengguna jalan lebih waspada, namun apa harus selalu seperti itu. Apakah kita begitu saja membenarkan budaya tersebut? Bila dikawasan tersebut banyak anak kecil bukankah seharusnya tanggung jawab orang tua untuk menjaganya.

      Secara tidak langsung polisi tidur membuat seseorang patuh dengan keadaan itu, memperlambat laju kendaraannya adalah bukti budaya tersebut berjalan dengan subur.

Kolom Komentar